Kamis, 16 Oktober 2014

Kultur Jaringan, Cara Pembiakan Anggrek Tercepat

 Kultur Jaringan, Cara Pembiakan Anggrek Tercepat - Tidak seperti tanaman bunga lainya yang berkembang biak dan tumbuh dengan cepat, Anggrek mempunyai ciri khas yang berbeda. Bunganya bagus dan dapat bertahan lama sedangkan pertumbuhan dan perkembang biakanya lambat. Inilah yang memacu para ahli di bidang pertanian dan biologi untuk membuat inovasi untuk menjamin ketersediaan bibit, seiring dengan terus meningkatnya pecinta dan permintaan pasar terhadap bunga Anggrek.

Perkembang biakan tanaman dengan sistem kultur jaringan adalah penerapan teori totipotensisel yang artinya setiap sel pada setiap organ mampu dan berpotensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Secara Teknis kultur jaringan dapat diartikan, suatu teknik perbanyakan tanaman melalui pengisolasian sel bagian tanaman (pada umumnya bagian mata tunas) untuk ditumbuhkan disuatu media buatan  yang telah diberi nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam suatu tempat (botol) tertutup yang tembus cahaya. 

Kelebihan Kultur Jaringan

Kelebihan dari kultur jaringan antara lain Anggrek akan tetap mempunyai sifat yang sama dengan induknya, terjaga keseragaman kwalitas bibit serta mampu menyediakan bibit dalam jumlah yang banyak. Kekuranganya tidak setiap petani dapat melakukanya karena diperlukan keterampilan dan pengetahuan serta tempat khusus seperti laboratorium.

Tahapan-tahapan Kultur Jaringan

1. Pembuatan Media Tanam
Media merupakan faktor utama dalam kultur jaringan. Komposisi media yang biasa digunakan terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan harus disterilkan dengan cara dipanaskan


2. Pemilihn Eksplan/ Inisiasi
Eksplan adalah potongan bagian tanaman yang dilakukan secara aseptik/steril. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya.

3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kulturjaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan, kegiatan multiplikasi dilakukan di laminar flow. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.


5. PengakaranPengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru yang disebabkan jamur atau busuk yang disebabkan bakteri.


6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng persemaian. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup /penutup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup/penutup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Sumber : Tempo.co.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar