Kopi Luwak Berasal Dari Kotoran Binatang Luwak/Musang - Mungkin sebagian masyarakat ada yang belum tahu bahwa kopi luwak sebetulnya berasal dari kotoran binatang Luwak atau Musang. Jika melihat prosesnya mungkin sebagian orang akan mual bila mengkonsumsi kopi luwak. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Justru kopi ini termasuk kopi yang paling di sukai dan mahal harganya karena aromanya yang nikmat.
Kopi Luwak adalah salah satu produk pertanian Indonesia yang patut di banggakan walaupun masih ada masalah pro dan kontra jika dilihat dari sisi agama dan higynitasnya. Dari sisi agama banyak yang mempertanyakan kehalalannya sedang isi kesehatan mempertanyakan tingkat higynitasnya. Wajar jika kontroversi ini terjadi kerena hasil produksinya memang bisa unik, yaitu mengambil biji kopi dari kotoran binatang Luwak atau Musang. Luwak hanya bisa mencerna daging kopi sedangkan bijinya tidak bisa dicerna dan keluar bersama kotoran.
Kopi Luwak adalah salah satu produk pertanian Indonesia yang patut di banggakan walaupun masih ada masalah pro dan kontra jika dilihat dari sisi agama dan higynitasnya. Dari sisi agama banyak yang mempertanyakan kehalalannya sedang isi kesehatan mempertanyakan tingkat higynitasnya. Wajar jika kontroversi ini terjadi kerena hasil produksinya memang bisa unik, yaitu mengambil biji kopi dari kotoran binatang Luwak atau Musang. Luwak hanya bisa mencerna daging kopi sedangkan bijinya tidak bisa dicerna dan keluar bersama kotoran.
Sejarah Singkat Kopi Luwak
Kopi luwak sudah menjadi produk andalan pertanian Indonesia sejak lama. Di mulai sejak jaman penjajahan Belanda sekitar abad ke 18. Pemerintah Hindia-Belanda pada saat itu melakukan budidaya pohon Kopi di pulau Jawa dan Sumatra dengan mendatangkan bibit kopi dari Timur Tengah yaitu dari negara Yaman.
Bibit kopi yang di datangkan dari Yaman tersebut terkenal dengan aromanya yang nikmat dan bijinya yang besar yaitu Kopi Arabika. Pemerintah Hindia Belanda menggalakkan perkebunanan kopi dengan memanfaatkan tenaga penduduk pribumi dengan sistim tanam/kerja paksa (cultuurstelsel). Setelah pohon kopi itu berbuah Belanda membuat peaturan bahwa yang bisa mengkonsumsi kopi hanyalah orang Belanda, sehingga minuman kopi menjadi minuman mewah di masa itu.
Namun demikian banyak warga yang penasaran dengan mencari cara untuk mendapatkan biji kopi. Disekitar perkebunan kopi sering di jumpai kotoran Luwak atau musang yang terdapat biji kopi utuh. Karena banyaknya kotoran musang tersebut warga sekitar perkebunan mencoba mengambilnya dan mencuci dan menjemurnya untuk kemudaian di oleh menjadi kopi bubuk sehingga warga dapat juga menikmati minum kopi.
Setelah hal ini berlangsung lama pemerintah Belanda akhirnya mengetahui dan mencobanya, ternyata aroma dan rasa kopi dari kotoran binatang Luwak lebih khas dan nikmat dari kopi biasa. Sejak itulah kopi Luwak menjadi terkenal dan banyak yang mencarinya. Kopi luwak menjadi semakin langka sehingga harganyapun semakin melambung tinggi.
Budidaya Kopi Luwak
Nikmatnya aroma dan mahalnya kopi luwak manjadi peluang usaha bagi para pengusaha agribisnis di Indonesia. Pada awalnya Kopi Luwak di produksi hanya dengan mengandalkan Luwak yang ada di alam. Mengumpulkan kotoran luwak yang berada di sekitar kebun kopi dan kemudian di jual pada tengkulak besar. Cara inilah yang membuat kopi luwak mahal harganya. Karena ketersediaan biji kopi sangatlah terbatas, hanya mengandalkan dari binatang Luwak yang ada di alam liar. Proses pengumpulanya pun sangat sulit karena harus menyusuri kebun mencari kotoran Luwak/Musang yang tidak menentu hasilnya.
Dari kesulitan-kesulitan ini kemudian cara produksi kopi luwak terus berkembang berkembang. Jika mengandalkan ketersediaan alam hasil yang diperoleh tidak menentu dan sulit untuk meningkatkan produksi. Sehingga cara tersebut semakin di tinggalkan. Cara baru produksi Kopi Luwak adalah dengan menangkarkan binatang Luwak atau Musang dengan diberi makan buah kopi yang telah matang hasil panen.
Seperti halnya yang sudah berkembang di daerah Jawa Barat yaitu di Pangalengan, Bandung Selatan. Didaerah ini telah berkembang perusahaan yang memproduksi kopi luwak dengan menangkarkan binatang Luwak atau Musang, yaitu CV. Kopi Luwak Indonesia. Kebun Kopi organic yang dimiliki sekitar 15 hektar dengan penangakaran binatang Luwak terpadu sebanyak 550 ekor. Perusahaan yang telah berdiri sejak 2009 lalu ini kapasitas produksinya sudah mencapai 1 ton kopi luwak per bulan. Hasil produksinya kecuali untuk memenuhi pasar Indonesia juga di eksport ke manca negara seperti Malaysia, Singapura, Japan, Korea, Hongkong hingga ke kawasan Eropa seperti Belgia, Jerman, Belanda sampai ke Amerika Serikat.
1. Pemetikan, dipilih buah kopi yang matang dan bagus, tidak terkena hama.
2. Pencucian, untuk membersihkan kopi dari debu dan kotoran lainya.
3. Menyajikan pada binatang Luwak, dilakukan pada sore hari sekitar jam 5 atau 6 sore. Luwak adalah binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.
4. Pengambilan feses atau kotoran Luwak yang terdapat biji kopi. Biasanya Luwak mengeluarkan kotoran setelah 12-24 jam. selama itu kopi di fermentasi di dalam perut Luwak.
5. Pengumpulan feses Luwak
6. Pencucian feses Luwak hingga di dapat biji kopi yang bersih dan higienis
7. Pengeringan dengan sinar matahari atau oven pengering hingga kadar air 20%
8. Penyangraian hingga biji kopi berwrna coklat.
9. Penggilingan dengan mesin giling atau tumbuk
10 Penyaringan dengan saringan halus untuk memperoleh bubuk kopi yang halus
11. Pengepakan dan penyajian
Sumber ; dari berbagai sumber
Baca Juga : Cara Produksi Kopi Luwak Tanpa Bantuan Binatang Luwak
Produksi Kopi Luwak di CV. KLI |
Dari kesulitan-kesulitan ini kemudian cara produksi kopi luwak terus berkembang berkembang. Jika mengandalkan ketersediaan alam hasil yang diperoleh tidak menentu dan sulit untuk meningkatkan produksi. Sehingga cara tersebut semakin di tinggalkan. Cara baru produksi Kopi Luwak adalah dengan menangkarkan binatang Luwak atau Musang dengan diberi makan buah kopi yang telah matang hasil panen.
Seperti halnya yang sudah berkembang di daerah Jawa Barat yaitu di Pangalengan, Bandung Selatan. Didaerah ini telah berkembang perusahaan yang memproduksi kopi luwak dengan menangkarkan binatang Luwak atau Musang, yaitu CV. Kopi Luwak Indonesia. Kebun Kopi organic yang dimiliki sekitar 15 hektar dengan penangakaran binatang Luwak terpadu sebanyak 550 ekor. Perusahaan yang telah berdiri sejak 2009 lalu ini kapasitas produksinya sudah mencapai 1 ton kopi luwak per bulan. Hasil produksinya kecuali untuk memenuhi pasar Indonesia juga di eksport ke manca negara seperti Malaysia, Singapura, Japan, Korea, Hongkong hingga ke kawasan Eropa seperti Belgia, Jerman, Belanda sampai ke Amerika Serikat.
Feses Luwak di penangkaran luwak CV.KLI |
Cara Produksi Kopi Luwak
Adapun cara produksi Kopi Luwak dengan penangkaran binatang Luwak adalah sebagai berikut:1. Pemetikan, dipilih buah kopi yang matang dan bagus, tidak terkena hama.
2. Pencucian, untuk membersihkan kopi dari debu dan kotoran lainya.
3. Menyajikan pada binatang Luwak, dilakukan pada sore hari sekitar jam 5 atau 6 sore. Luwak adalah binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.
4. Pengambilan feses atau kotoran Luwak yang terdapat biji kopi. Biasanya Luwak mengeluarkan kotoran setelah 12-24 jam. selama itu kopi di fermentasi di dalam perut Luwak.
5. Pengumpulan feses Luwak
6. Pencucian feses Luwak hingga di dapat biji kopi yang bersih dan higienis
7. Pengeringan dengan sinar matahari atau oven pengering hingga kadar air 20%
8. Penyangraian hingga biji kopi berwrna coklat.
9. Penggilingan dengan mesin giling atau tumbuk
10 Penyaringan dengan saringan halus untuk memperoleh bubuk kopi yang halus
11. Pengepakan dan penyajian
Sumber ; dari berbagai sumber
Baca Juga : Cara Produksi Kopi Luwak Tanpa Bantuan Binatang Luwak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar