Rabu, 09 Desember 2015

Cara Mudah Budidaya Udang Vannamei Dalam Air Tawar

Cara Mudah Budidaya Udang Vannamei -    Permintaan pasar terhadap ikan terutama udang baik domestik maupun export masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya para pembudidaya udang. Kesempatan inilah yang hatus di ambil bagi para pengusaha khususnya di bidang agribisnis.

cara mudah budidaya udang vannamei dalam air tawar


Air tawar dalam konsep budidaya udang vannamei di sini bukan air tawar seperti di pedalaman atau air tawar murni, melainkan air tawar yang sangat sedikit mengandung garam sangat sesuai dengan persyaratan hidup udang vannamei. Karena kandungan garamnya sangat minim sehingga rasanya mendekati air tawar.

Udang merupakan hewan euryhaline, yaitu mampu beradaptasi pada kisaran salinitas/ kadar garam yang besar, mulai hampir 0,5 promil sampai 50 promil. Karena itu udang vannamei bisa dibudidayakan pada salinitas sangat rendah, bahkan mendekati tawar. Tetapi bukan berarti udang vannamei bisa dipelihara di tanah pedalaman. Selama ini udang tersebut dipelihara di kolam pesisir dengan air tawar atau bersalinitas rendah.

Selain itu kepadatan udang dan ukuran panen udang yang bisa dicapai juga terbatas. Biasanya para pembudidaya air tawar hanya bisa memelihara sekitar 6,6 12,5 gram saja, atau sekitar size 150 80 ekor /kg. 


Tahap Budidaya Udang Vannamaei

Berikut ini adalah teknik budidaya udang vannamei dalam air tawar, secara ringkas ada 2 tahap, yaitu tahap pendederan dan tahap pembesaran.

 1. Pendederan Benur Udang Vannamei

Tahap pendederan merupakan tahap penentu dari kelanjutan usaha budidaya karena langkah ini adalah proses adaptasi benur dari lingkungan yang salinitasnya tinggi ke lingkungan yang nantinya bersalinitas mendekati nol (0).

Benur yang dibeli dari hatchery biasanya bersalinitas sekitar 30 promil. Benur tersebut lalu ditebar di petakan yang salinitasnya hampir sama dengan di hatchery yaitu sekitar 30 permil. Selanjutnya dilakukan penambahan air tawar pelan - pelan selama 10 sampai 14 hari, sehingga salinitasnya mendekati 0,5 ppt.

Air yang dipakai untuk kucuran lebih baik jika dari petak yang air tawarnya akan digunakan untuk membesarkan udang nantinya. Harapannya adaptasi bisa lebih sempurna. Jika kolam pendederan hanya mempunyai air tawar, maka sebaiknya mendatangkan air laut. Jangan menambahkan garam untuk membuat air laut tiruan. Bisa juga menggunakan air asin dari tambak garam, kemudian air tersebut diencerkan.

 2. Pembesaran Udang Vannamei

Tahap pembesaran, faktor yang tidak kalah penting pada budidaya udang vannamei dalam air tawar adalah mempertahankan alkalinitas dan salinitas sekitar 0,5 ppt. Sehingga diharapkan penerapan pengapuran dan penambahan berkala garam krosok sangat diperlukan sekitar 200 kg per minggu. Ini untuk mengantisipasi hilangnya garam karena proses pergantian air.

Budidaya sistem ini pada umumnya ditujukan untuk memenuhi konsumsi pasar lokal karena rata-rata udang dipelihara antara umur 50 sampai 90 hari dengan ukuran 100 sampai 200 ekor/kg. Ada pula yang sampai ukuran 70 ekor/ kg dengan umur antara 110 sampai 120 hari.

Variasi besar kecilnya ukuran, tonase, angka kehidupan (SR) tergantung dari mutu benur, kepadatan dan masa adaptasi serta faktor pendukung lainnya. Kepadatan 10 hingga 15 ekor/m2 memungkinkan untuk tidak memakai kincir dengan masa budidaya 75 hari. Sedangkan kepadatan 25 ekor/m2 harus sudah memakai kincir menjelang umur 25 hari. Untuk kepadatan 40 ekor/m2, kincir harus sudah operasi sejak udang berusia 7 hari. Kondisi persiapan program pakan dalam keadaan standar.


 Kunci Sukses Budidaya Udang Vannamei

Berikut ini adalah 7 kunci sukses budidaya udang vannamei yang harus di perhatikan :

1. Prosedur Aklimatisasi dan Penebaran

Monitoring ketat prosedur aklimatisasi dan penebaran karena biasanya benur dari hatchery bersainitas tinggi dan harus diadaptasikan ke salinitas rendah yang komposisi ioniknya berbeda

2. Lokasi Tambak

Untuk budidaya di dalam tambak, lokasi tambak harus berada pada kawasan estuarine yang masih terkena dampak pasang surut. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan kadar ion garam yang diperlukan dalam budidaya udang vannamei.

3. Benur Setidaknya di Atas PL10

Sebaiknya benur telah mempunyai cabang filamen insang yang meluas karena insang memainkan peraan penting dalam osmoregulasi udang. Kapasitas regulasi benur berkaitan dengan jumlah permukaan insang yang tersedia untuk osmoregulasi. Sebelum PL 10, insang mempunyai cabang sedikit sehingga toleransinya terbatas terhadap salinitas rendah.

4. Benur Udang Vannamei Sudah Diadaptasi ke Salinitas Rendah (Tawar)

Penurunan salinitas sebaiknya dilakukan mulai PL10 secara bertahap. Penurunan salinitas dapat dilakukan dengan penurunan salinitas sebanyak 1-2 ppt perharinya sehingga akan didapatkan ukuran tebar benih adalah sekitar PL 30-40.

5. Kadar Ion Garam dan Mineral

Perhatikan kondisi kadar ion garam dan mineral di tambak/kolam yang akan dilakukan penebaran benih udang vaname. Beberapa petani tambak mengalami kendala dalam melakukan budidaya ini karena kadar ion dan mineral yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan tidak terdapat pada sumber airnya. Beberapa solusi untuk masalah ini petani tambak melakukan penambahan ion dan mineral yang dibutuhkan.

6. Kebutuhan Nutrisi

Perlu identifikasi kebutuhan nutrien/nutrisi pakan yang spesifik untuk lingkungan salinitas rendah.

7. Sistem Cluster

Untuk mengurangi resiko infeksi penyakit sebaiknya dibuat sistem cluster sehingga penyebaran penyakit dapat lebih dikontrol. Sekalipun budidaya udang vannamei dapat dilakukan di air tawar namun penting diingat bahwa dalam pemeliharaan udang vaname di air tawar adalah kandungan ion dan mineral yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan udang vannamei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar