Kamis, 31 Desember 2015

Cara Membuat Ekstrak Kulit Manggis Sendiri

Cara Membuat Ekstrak Kulit Manggis Sendiri - Kulit manggis sudah terkenal manfaatnya untuk kesehatan. Tidak heran jika banyak orang yang mencari untuk dijadikan sebagai obat herbal yang ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit.

Ekstrak kulit buah manggis banyak di jual dalam bentuk kapsul atau bubuk yang dikemas dalam botol. Harganya pun bisa dibilang mahal bagi orang yang tidak punya cukup uang. Untuk itu jika mendapati atau membali buah manggis untuk dikunsumsi buahnya, jangan pernah membuang kulitnya karena sewaktu waktu dapat di gunakan sebagai obat herbal yang ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Cara Membuat Ekstrak Kulit Manggis
Setalah mengkonsumsi buah manggis jangan lupa untuk menyimpan kulitnya, karena sewaktu waktu dapat di manfaatkan sebagai obat herbal. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli obat herbal dari kulit manggis yang cukup mahal.

cara membuat ekstrak kulit manggis sendiri
Adapun cara membuat mudah membuat ekstrak kulit buah manggis sendiri di rumah anda adalah sebagai berikut :

  • Kumpulkan kulit buah manggis setelah dikonsumsi buahnya, Sortir kulit yang bagus, tidak busuk.  Buang tangkai dan kelopaknya.
  • Cuci bersih kulit manggis tersebut agar terbebas dari kotoran dan hama atau ulat buah. Kemudian tiriskan.
  • Potonglah kulit manggis yang telah dicuci bersih dengan pisau yang bersih pula, menjadi potongan kecil kurang lebih ukuran 1 - 2 cm. Tujuan dari pemotongan ini agar proses pengeringan dapat dilakukan lebih cepat.
  • Taruhlah potongan kulit manggis tersebut diatas nampan kayu atau bambu dan tebarlah hingga merata/tidak menumpuk.
  • Jemur potongan kulit manggis tersebut dibawah terik matahari hingga kering dengan sempurna. Jika mempunyai oven, bisa juga dikeringkan dengan menggunakan oven.
  • Setelah kering sempurna, haluskan kulit manggis tersebut dengan blender atau alat tumbuk hingga halus.
  • Simpanlah kulit manggis yang telah dihaluskan dalam botol agar tahan lama, mengingat manggis berbuah musiman tidak setiap hari dapat dijumpai buah manggis dipasaran sehingga dapat di menum kapan saja.
  • Cara minum atau konsumsi bubuk kulit manggis tersebut adalah seperti membuat kopi. Ambil 2 sendok teh bubuk kulit manggis, tuangkan dalam cangkir. Tambahkan gula rendah kalori atau madu sebagai pemanis. Kemudian tambahkan air panas kedalam cangkir tersebut, diamkan beberapa saat hingga suhu hangat dan siap di minum.
Demikian cara mudah membuat ekstrak kulit buah manggis yang dapat anda lakukan sendiri dirumah. Setiap orang pasti dapat melakukannya karena tidak diperlukan peralatan dan bahan yang susah dicari, sudah tersedia disetiap rumah.

Baca juga artikel terkait :

Rabu, 23 Desember 2015

Cara Budidaya Ulat Hongkong Lengkap

Cara Budidaya Ulat Hongkong Terlengkap - Ulat hongkong mulai banyak dilirik sebagai usaha budidaya peternakan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan pemelihara burung kicau. Para pemelihara buruang kicau menyukai ulat hongkong karena murah dan sebagai pemenuhan protein dinilai sangat  bagus. Selain sebagi pakan burung juga dapat digunakan untuk pakan hewan reptil, ikan, landak mini atau hewan piaraan lainnya.

cara budidaya ulat hongkong terlengkap
Budidaya ulat hongkong tergolong mudah, tidak perlu pelatihan khusus. Biaya yang dibutuhkan juga tidak besar, dapat memulainya dalam sekala kecil. Sebagai tempat budidaya dapat memanfaatkan sebagian ruang dalam rumah yang ada tentunya di bagian belakang , tidak perlu lahan yang luas.

Klasifikasi & Siklus Hidup Ulat Hongkong

Klasifikasi ulat hongkong adalah sebagai berikut
- Kingdom          : Animalia
- Phylum            : Arthropoda
- Class                : Insekta
- Order               : Coleoptera
- Suborder          : Polyphaga
- Family             : Tenebrionidae
- Genus              : Tenebrio
- Spesies            : Tenebrio molitor



Jenis ulat hongkong atau mealworm yang banyak dibudidayakan saat ini sebetulnya fase larva dari metamorfose atau siklus hidup kumbang Tenebrio molitor. Sebelum menjadi kumbang dewasa, Tenebrio molitor mengalami metamorfose sempurna yaitu dari telur, larva, pupa, kumbang muda dan kumbang dewasa. Kurun waktu yang diperlukan dalam metamorfose tersebut cukup lama yaitu sekitar 3 – 6 bulan, tergantung pada kondisi tempat dan ketersediaan makanan. Pada fase larva itulah yang disebut sebagai ulat hongkong,  yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung atau hewan piaraan lainnya

Siklus hidup ulat hongkong

Bibit Dan Tempat budidaya Ulat Hongkong

Siapkan wadah atau tempat budidaya ulat hongkong yaitu berupa kontainer plastik atau kotak kayu yang dapat disusun beberapa tingkat untuk budidaya dalam partai besar. Kemudian masukkan dedak atau bekatul  dan ratakan pada bagian dasarnya dengan tinggi / tebal lapisan sekitar 1/4 dari ketinggian wadah yang digunakan. Dedak atau bekatul selain sebagai pakan sekaligus berfungsi untuk mempertahankan kondisi kelembaban dan suhu udara sehingga ulat hongkong tidak mudah mati. Selanjutnya, wadah / kontainer plastik  disimpan pada tempat yang gelap dan hangat

Setelah tempat budidaya disiapkan kemudian masukkan bibit  ulat hongkong. Ulat hongkong yang  dijadikan sebagai bibit sebaiknya dipilih yang dewasa, dengan jumlah tergantung ukuran wadah atau kontainer plastik. Boleh juga menggunakan ulat hongkong yang sudah berubah menjadi kumbang (berwarna hitam).

Pemeliharaan Ulat Hongkong

Ulat hongkong adalah larva yang memakan apa saja. Namun demikian pakan yang diberikan harus dipilih pakan yang tidak menyebabkan timbulnya jamur. Contohnya yaitu sepotong roti, potongan kentang, sayur sayuran dan potongan buah-buahan yang tidak banyak mengandung air (terutama apel).

Proses perkembang-biakan ulat menjadi kumbang membutuhkan waktu lama, dan butuh kesabaran untuk diperoleh hasil optimal. Karena itu, banyak juga yang memulai breeding dengan memasukkan ulat hongkong  yang telah berubah menjadi kumbang agar prosesnya lebih cepat. Pengonttrolan dilakukan setiap hari, terutama untuk memeriksa ketersediaan pakan, sekaligus membersihkan sampah bekas makanan atau bekas kulit dari ulat hongkong.

Pada masa pemeliharaan selama kurnag lebih 3 bulan, ulat-ulat akan berubah menjadi pupa atau kepompong. Kepompong dapat dipelihara dalam wadah yang sama, atau bisa juga dipindahkannya ke wadah / kontainer lain. Maksud pemindahan ini untuk menghindari ulat hongkong yang belum berubah jadi kepompong, karena ulat hongkong  terkadang memakan teman-temannya yang sudah jadi kepompong, terutama jika mereka kekurangan pakan.  Sebaiknya jika tetap menggunakan wadah yang sama, pemberian pakan harus ditingkatkan tetapi jika ingin memelihara kepompong dalam wadah / kontainer plastik yang baru, media yang digunakan tetap sama, yaitu dedak / bekatul, dengan ketebalan secukupnya (tipis saja). Kepmpng dalam ke wadah / kontainer baru, tidak perlu diberikan pakan, karena kepompong tidak membutuhkan makanan apapun.

Kepompong akan menunjukkan perubahan dalam waktu 10 hari yaitu berubah bentuk fisiknya menjadi serangga berwarna putih, yang sebenarnya merupakan calon kumbang. Dari hari ke hari, warna putih ini akan berubah menjadi cokelat. Silakan dikontrol terus sampai warna serangga menjadi hitam, dan itulah yang disebut kumbang (Tenebrio molitor). Jika sudah menjadi kumbang, dapat diberikan pakan berupa potongan buah-buahan atau potongan roti.

Setelah  kumbang-kumbang menjadi dewasa ditandai dengan warnanya berubah menjdai hitam maka pindahlah kumbang tersebut ke wadah lain yang sudah diisi dengan media dedak / bekatul. Perbandingannya, takaran 4 gelas berisi kumbang memerlukan dedak sebanyak 2 kg. Dalam wadah inilah, kumbang akan memulai proses reproduksinya, seperti kawin dan bertelur.

Jika kumbang sudah bertelur, tunggu sampai 10 hari, kemudian dilakukan pengayakan terhadap telur-telurnya. Saat mengayak, yang ikut terayak adalah telur dan dedak, namun kumbang tidak ikut terayak. Telur dan dedak dikembalikan ke wadah semula. Adapun kumbang dipindah ke wadah lain, dengan media dedak dan perbandingan  yang sama seperti penjelasan sebelumnya (4 gelas kumbang membutuhkan 2 kg dedak).

Dalam wadah baru, kumbang akan bertelur kembali selama 10 hari. Silakan diayak kembali telur dan dedaknya, sedangkan para kumbang dipindah ke wadah baru. Demikian seterusnya, sampai kumbang sudah tidak bertelur lagi. Tanda kumbang sudah tak bertelur lagi adalah mati dengan sendirinya.

Pemanenan Ulat Hongkong

Telur telur yang telah dipisahkan akan menetas menjadi larva, yang tidak lain adalah ulat hongkong. Sejak menetas dapat diberikan pakan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Setelah masa pemeliharaan selama kurang lebih 50 hari ulat hongkong siap dipanen, untuk dipasarkan, atau digunakan sendiri sebagai pakan burung atau dikembangbiakan lagi. Cara pemanenanya cukup dengan diayak dengansaringan halus untuk memisahkan ulat dan bekatulnya.

Pada budidaya ulat hongkong ini sebenarnya tenaga yang dicurahkan relatif sedikit.  Hanya sekadar memberi pakan dan rajin memonitor perkembangannya. Hanya saja waktunya cukup lama sehingga diperlukan kesabaran tersendiri.

Baca Juga Artikel :

Senin, 21 Desember 2015

Cara Beternak Jangkrik Terlengkap

Cara Beternak / Budidaya Jangkrik Terlengkap Jangkrik atau Cengkerik adalah jenis serangga yang berkerabat dengan belalang. Dinamakan jangkrik atau cengkerik karena cirikhasnya dapat mengeluarkan bunyi ngerik. Hanya jangkrik jantan yang dapat mengelurkan bunyi tersebut. Suara jangkrik dimaksudkan untuk menarik perhatian bagi betina atau menolak pesaingnya jangkrik jantan.

Kenapa jangkrik di ternak atau di budidayakan ? Karena jangkrik dapat dijadikan sebagai pakan burung atau reptil. Tentu saja permintaan pasar akan jangkrik sangat dipengaruhi jumlah pemelihara burung atau reptil. Akhir akhir ini terjadi booming atau trend pecinta burung, maka permintaan Jangkrik juga meningkat tajam.

cara budidaya jangkrik terlengkap

Sekilas Tentang Jangkrik

Jangkrik adalah jenis serangga berkaki enam, bersayap dan memiliki kaki panjang dibelakangnya sebagai kaki untuk meloncat. Di Indonesia,  terdapat ratusan spesies jangkrik,  Namun belum semuanya terpetakan secara lengkap. Jenis spesies yang banyak dipelihara untuk ternak jangkrik komersial adalah Gryllus mitratus dan Gryllus testaclus. Selain itu, masih terdapat jangkrik yang diternakan untuk tujuan lain, seperti hobi dan hewan aduan.

Sumber makanan jangkrik adalah dari jenis tumbuhan sehingga dapat digolongkan sebagai hewan herbivora. Di alam bebas serangga ini memakan daun-daunan muda seperti rerumputan. Dalam lingkungan budidaya, bisa diberi pakan sayuran hijau yang banyak mengandung air seperti sawi, bayam, selada, mentimun dan daun pepaya.

Klasifikasi Jangkrik adalah sebagai berikut :
- Kingdom         : Animalia
- Phylum            : Arthropoda
- Klas                 : Insecta
- Ordo                : Orthoptera
- Sub Ordo         : Ensifera
- Famili              : Gryllidae
- Sub Famili       : Gryllinae
- Genus              : Gryllids
- Spesies : Gryllus mitratus 
                  Gryllus testacius 
     

Tahap Beternak / Budidaya Jangkrik

Pembuatan Kandang Jangkrik

Tahap awal memulai ternak jangkrik adalah pembuatan kandang atau tempat budidaya jangkrik. Kandang untuk ternak jangkrik bisa dibuat dari berbagai bahan seperti kardus papan atau triplek. Kandang jangkrik dibuat dengan bentu yang simpel tidak lah rumit. Bahan yang digunakan pun relatif murah yaitu triplek, kaso, lem paku dll. Adapun cara membuat kandang jangkrik adalah sebagai berikut :

Kandang dibuat berbentuk kotak, terbuat dari papan atau tripleks dengan tulang dari kayu kaso/kayu reng. Ukuran tergentung selera atau jumlah jangkrik yang akan di terkan. Sebagai contoh ukuran Panjang x Lebar x Tinggi : 100 x 60 x 40 cm.
Pada setiap sambungan atau celah tutuplah dengan lem atau sejenisnya,  agar jangkrik yang baru menetas tidak bisa keluar melalui celah tersebut.
Pada sisi atas di buat tutup dengan kawat nyamuk yang diberi frame dan engsel agar bisa di buka tutup.

kandang jangkrik

Sisi samping kanan dan kiri di beri handle atau pegangan untuk menggeser dan mengangkat
Pada sekeliling sisi dalam  bagian atas, kira-kira 10 cm dari atas, berikan isolasi plastik, agar jangkrik tidak merayap ke atas karena licin.

Pasang kaki-kaki pada keempat sudut peti, tingginya 20 cm. Keempat kaki-kaki tersebut nantinya diletakan pada mangkung yang diisi air atau cairan lain. Gunanya untuk mencegah hama seperti semut masuk ke dalam kandang.

Untuk ternak atau budidaya dalam pertai besar kandang jangkrik dapat dibuat bersusun, tiga hingga empat susun agar lebih efisien. Kandang jangkrik sebaiknya diletakkan di dalam ruangan yang gelap, tidak terkena sinar matahari langsung. Selain terlindung dari sinar matahari langsung, ternak jangkrik juga membutuhkan ketenangan. Sebaiknya pilih ruangan yang memiliki angin cukup, gelap, jauh dari hiruk pikuk dan lalu lalang pergerakan manusia.
  

Cara Memilih Indukan Jangkrik

Indukan jangkrik dapat diperoleh dari alam atau membeli jangkrik dewasa dari toko pakan yang menyediakan pakan hidup. Adapun ciri ciri indukan indukan jangkrik yang baik adalah sebagai berikut:
Induk jantan ditandai dengan suara ngeriknya yang keras. Permukaan sayap atau punggungnya bergelombang dan kasar, pada buntutnya terdapat 2 helai ekor.
Induk betina ditandai dengan sayapnya yang halus, atau bergaris sejajar keatas dan ke bawah, tidak mengerik,  terdapat ovipositor pada bagian ekornya. Ekornya ada tiga bagian, yang bagian tengah merupakan ovipositor.
Sungut atau antena masih panjang, seluruh anggota badan masih lengkap, gerakannya gesit dan lompatnya jauh, badan berwarna mengkilap.
Jangan pilih jangkrik yang bila dipegang mengeluarkan cairan baik dari mulut maupun duburnya.

Cara Mengawinkan Jangkrik 

Jika indukan jangkrik yang akan dikawinkan sudah di peroleh , maka pilih yang  sejenis atau sama spesiesnya. Bila indukan jantan dan betina berbeda spesies, perkawinan tidak akan terjadi. Untuk mengawinkan jangkrik pilihlah indukan betina sebanyak 10 ekor  dan jantan 2 ekor, jika lebih dari itu gunakan perbandingan 10:2.

Tempat untuk mengawinkan jangkrik sebaiknya terpisah dengan Kandang pemeliharan/ pembesaran. Kondisi kandang untuk mengawinkan sebaiknya dibuat aga mirip dengan habitat jangkrik di alam. Dinding kandang bisa diolesi tanah liat, semen putih serta diberi daun-daun kering, seperti daun jati, daun pisang atau serutan kayu.

Tambahkan pula bak pasir atau tanah sebagai tempat peneluran. Selama masa perkawinan jangkrik jantan akan mengeluarkan suara derik terus menerus. Jangkrik betina yang telah dibuahi akan bertelur. Telur biasanya diletakkan dalam pasir atau tanah.

Selama masa perkawinan jangkrik harus mendapatkan asupan pakan yang cukup. Contoh pakannya kubis, sawi, kangkung, bayam, daun pepaya dan jenis sayuran hijau lainnya. Buang pakan yang tersisa setiap hari, jangan sampai pakan membusuk di dalam kandang. Beberapa peternak ada yang memberikan ramuan khusus bagi jangkrik yang sedang dikawinkan. Misalnya, bekatul, tepung ikan, kuning telur bebek yang telah direbus dan dihaluskan, dan beberapa vitamin., agar telur yang dihasilkan bisa banyak dan berkualitas.

Cara Menetaskan Telur Jangkrik

Pisahkan telur jangkrik dari indukan. Hal ini untuk menghindari si induk memakan telurnya sendiri.
Telur jangkrik pindahkan ke dalam kandang penetasan telur yang juga sekaligus pembesaran anakan. Warna telur yang telah dibuahi akan berubah dari bening menjadi keruh. Setelah 4-6 hari biasanya telur menetas. Pada masa penetasan, kelembaban kandang harus terus dijaga dengan penyemprotan air, atau menutup kandang dengan karung goni basah.

Pemberian Pakan Jangkrik

Jangkrik yang baru menetas, berumur 1-10 hari dapat diberikan pakan ayam (voor), yang terbuat dari kacang kedelai, beras merah, dan jagung kering yang dihaluskan.
Setelah lewat 10 hari, anakan jangkring bisa dikasih makan sayur-sayuran dan jagung muda. Selanjutnya pakan bisa ditambahkan singkong, mentimun atau ubi.

Pemeliharaan Kandang Jangkrik 

Kandang yang baru dibuat sebaiknya dicuci dahulu, jangan sampai masih berbau vinil bila terbuat dari tripleks. Untuk membuat suasana kandang mririp dengan habitatnya di alam, lumuri permukaan kandang dengan lumpur sawah untuk dan dijemur hingga kering. Ketika jangkrik sudah menetas, sebagai tempat persembunyian tambahkan daun kering, daun pisang kering, kardus atau serutan kayu.

Penting untuk menjaga kandang tetap higienis dan bersih, serta terhindar dari gangguan hama. Musuh atau hama ternak jangkrik lumayan banyak, diantaranya tikus, kecoa, semut dan laba-laba. Caranya dengan membuang sisa pakan yang tidak termakan setiap hari, jangan sampai membusuk di dalam kandang. Periksa air yang ada pada mangkuk atau kaleng pada kaki-kaki kandang. Tambah atau ganti bila cairan sudah sedikit. Cairan yang digunakan bisa air, minyak tanah, atau jenis cairan lain yang bisa mencegah hama masuk ke dalam kandang.

Kondisi kandang untuk ternak jangkrik harus memperhatikan tingkat kelembaban. Kelembaban harus terus dikontrol, terutama saat musim kemarau, Untuk menjaga kelembaban bisa dilakukan dengan penyemprotan atau menutup kandang dengan karung goni basah.

Selain itu menjaga agar ketersediaan makanan harus mencukupi, karena bila kekurangan makanan,  jangkrik akan timbul sifat kanibal, saling memangsa di antara mereka.

Pemanenan Jangkrik

Hasil ternak atau budidaya jangkrik  yaitu jangkrik dewasa dan telur jangkrik. Telur jangkrik biasanya dijual lebih mahal dari jangkrik itu sendiri. Telur biasanya dijual kepada para peternak jangkrik pembesaran.

Ternak jangkrik sudah bisa dipanen setelah mencapai umur kurang lebih 30 hari. Terhitung sejak telur mulai menetas. Pengepakan dapat dilaukan dengan menggunakan karung plastik yang didalamnya di tambahkan daun pisang kering. Jika pengangkutan jarah tempuhnya jauh tambahkan juga pakan jangkrik

Baca Juga Artikel :


Sabtu, 19 Desember 2015

Mengenal Jenis Jenis Lebah Penghasil Madu

Mengenal Jenis Jenis Lebah Penghasil Madu – Sejak jaman dahulu kala madu sudah dikenal sebagai obat berbagai penyakit. Madu tersebut di hasilkan dari budidaya lebah. Banyak jenis lebah di dunia ini namun yang dapat menghasilkan madu tidaklah banyak.

Lebah atau biasa disebut juga tawon merupakan jenis serangga berkeluarga Apis. Lebah menghasilkan madu dari nektar bunga. Menurut para ahli hanya sekitar 7 spesies yang menghasilkan madu dan dari 6 spesis tersebut berada di Indonesia. Madu yang di hasilkan sangat banyak sekali manfaatnya, bahkan untuk pengobatan berbagai penyakit.

mengenal jenis jenis lebah penghasil madu

Klasifikasi Lebah Madu

 Kingdom : Animalia (hewan)
-  Phylum    : Arthropoda 
-  Class        : Insecta 
-  Ordo        : Hymenoptera 
-  Family     : Apidae
-  Genus      : Apis
-  Species     :  Apis andreniformis, Apis cerana, Apis nigrocineta, Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera


Morfologi Lebah

Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam.

Anatomi Tubuh Lebah

Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah: mulut, osefagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Dalam hal sistem reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan 1000-2000 sel telur per hari.

habitat
Lebah menyukai tempat terbuka yang banyak terdapat pepohonan terutama pohon atau tanaman yang berbunga, karena bunga adalah sumber makanan lebah. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Di daerah kutub tidak dapat hidup karena suhu udaranya terlalu dingin juga tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah.

Di daerah tropis dengan sudu udara 25 – 35 derajat celsius lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Sedangkan di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin
Di alam bebas lebah tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di tebing-tebingnya. Di hutan, koloni lebah juga tinggal di pohon-pohon yang berlubang. Sementara di daerah peternakan lebah tinggal didalam tempat yang sudah disediakan namanya stup.

Koloni Lebah

Koloni adalah kelompok lebah yang hidup dalam sarang atau tempat. Dalam koloni lebah terdapat kasta atau bagian yang masing masing kasta mempunyai tugas sendiri sendiri. Kasta tersebut yaitu :

1. Lebah ratu (queen bee),
Lebah berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni. Dalam satu koloni hanya terdapat satu ekor lebah ratu. Tugas utama ratu lebah adalah bertelur selama hidupnya.

2. Lebah betina (worker bee) 
Lebah betina dikenal sebagai lebah pekerja jumlah lebah pekerja bisa mencapai puluhan ribu, kurang lebih jumlahnya 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah.

3. Lebah jantan (drone)
Lebah jantan jumlahnya hanya ratusan ekor lebah. Bertugas mengawini lebah ratu muda yang masih perawan jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa (bukan "royal jelly").
Baca Juga : Cara Budidaya Lebah Madu Terlengkap 

Jenis Jenis Lebah Penghasil Madu


jenis jenis lebah penghasil madu

1. Apis andreniformis (Black Dwarf Honey Bee)

Lebah madu ini serangga asli asia tropis dan subtropis. China bagian tenggara, India, Burma, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan dan Filipina (Palawan). Anda dapat menemui lebah ini di jawa dan daerah kalimantan. Apis andreniformis (Black Dwarf Honey Bee) atau hitam keredil lebah madu, agak sulit untuk di jumpai walaupun berada di jawa dan kalimantan.

2. Apis cerana, atau Lebah Madu Timur (Asiatic Honey Bee)

Lebah madu timur tersebar di Asia Tenggara dan Selatan. Dapat ditemui di daerah China, Pakistan, India, Korea, Jepang, Malaysia, Nepal, Bangladesh, Papua Nugini, Kepulauan Solomo, dan Indonesia. Daerah indonesia dapat di temukan di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Lombok. Pun diintroduksi ke pulau Sulawesi dan Papua.

3. Apis dorsata, atau Lebah Madu Raksasa

Merupakan lebah asli dari Asia tenggara dan Asia Selatan terdapat di Indonesia, Malaysia, Filipina, India, dan Nepal. Lebah ini tersebar di seluruh indonesia kecuali pupua. Lebah ini sangat cocok sekali untuk di budidayakan di indonesia, karena lebah madu dorsata merupakan habitat aslinya di dominasi oleh daerah indonesia yang tropis. Lebah madu memerlukan halaman bunga atau tanaman yang menghasilkan bunga untuk di ambil nektar bunga sebagai bahan untuk penghasil madu.


4. Apis koschevnikovi, atau Lebah Madu Merah 

Lebah madu merah, sangat unik dan berciri khas pada warna, mungkin jenis lebah ini di namankan lebah madu merah karena warna merahnya yang sangat mencolok. Anda dapat menemukan lebah madu merah di Malaysia dan indonesia di jawa, sumatra dan kalimantan. Namun seiring dari populasi yang semakin berkurang di daerah jawa sekarang semakin langka untuk lebah jenis ini.

5. Apis nigrocincta 

Lebah yang satu ini hanya terdapat di Filipina dan indonesia (Kepulauan Sangihe dan Sulawesi). Lebah ini penghasil madu yang berkelompok, jarang sekali berpindah daerah, dan dalam satu indukan lebah ini, ratu lebah menghasilkan telur lebih dari 2000 setiap harinya.

6. Apis mellifera, atau Lebah Madu Barat (Western Honey Bee)

Dari beberapa jenis lebah, lebah madu beratlah yang paling banyak tersebar. Serangga ini berasal dari Asia, Afrika, dan Eropa dan banyak dibudidayakan hampir di seluruh dunia, karena daya tahan hidupnya dan daya adaptasi yang sangat baik. Di indonesia sendiri pembudidaya jenis madu ini dapat di temukan di daerah (Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua).

7. Apis florea, atau Lebah Madu Kerdil (Red Dwarf Honey Bee) 

Yang terakhir jenis lebah madu ini tidak berada di indonesia, mengingat secara alami hidup di Oman, iran dan India. Madu yang di hasilkan dari jenis florea sangat berbeda dengan jenis madu lainnya karena dari segi lingkungan da kondisi iklim yang sangat jauh sekali dengan iklim indonesia.
Banyak sekali jenis lebah madu yang hidup di indonesia, dari ke 7 lebah penghasil madu terdapat 6 hidup sehat di indonesia bahkan 5 jenis lainnya asli indonesia.
Sebenarnya banyak sekali jenis lebah di dunia namun hanya sebagian dari spesies yang menghasilkan madu. Terdapat 20 ribu jenis lebah keluarga serangga di dunia dan untuk membedakan jenis ini sangat suli mengingat terlalu banyak

Produk Lebah

Serangga yang satu menghasilkan berbagai produk yang sangat bermanfaat bagu kesehatan manusia, yaitu diantaranya :

1. Madu 

Madu adalah produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi, meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan darah tinggi dan darah rendah, membuat enak tidur , mengobati rematik, memperlancar fungsi otak, menyembuhkan luka bakar.
Faktor yang mempengaruhi produksi madu adalah:
– ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen
– cuaca, kelembaban dan temperatur udara
– proporsi koloni lebah yang tertinggi pada saat produksi nektar paling banyak

2. Royal jelly 

Royal jelly atau susu lebah sebenarnya adalah pakan khusus/utama untuk lebah ratu. Produksi royal jelly adalah dengan menggunakan mangkokan ratu yang diisi dengan larva umur 1-2 hari (grafting) dan dipasangkan pada bingkai frame yang selanjutnya dimasukkan kedalam koloni. Royal Jelly dapat dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.


3. Bee Pollen (tepung sari) 

Bee Pollen adalah tepung sari bunga yang dikumpulkan dan dibawa lebah di kedua kaki belakangnya. Pollen bisa dikumpulkan dengan cara memasang pollen trap di pintu masuk stup.Manfaatkan bee pollen antara lain untuk campuran bahan obat-obatan/ kepentingan farmasi.

4. Lilin lebah (malam) 

Lilin Lebah apat dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran. Malam ( Lilin lebah, Wax): Penggunaan malam tidak terbatas pada bidang industri lilin saja, tetapi dapat digunakan untuk industri antara lain kosmetik dan teknik.


5. Propolis (perekat lebah) 

Propolis adalah bahan rekat atau dempul bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit, atau bagian lain dari tumbuhan. Dalam sarang digunakan untuk menutup celah, retakan, memperkecil lubang pintu masuk. Kandungan kimia dalam propoplis antara lain: zat aromatik, zat wangi, zat antibiotik, mineral. Propolis bermanfaat untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus influensa.


6. Apitoxin (bee venom)

Apitoxin adalah racun atau bisa lebah yang dihasilkan lebah madu (Apis mellifera, Apis cerana, Apis dorsata) dari jenis lebah pekerja. Apitoxin mengandung senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asalm falmitat, asam lemak, apramin, peptida, enzim, hystamin dan mellitin. Kandungan tertinggi adalah protein 20% (Apis mellifera). Manfaat sengatan lebah untuk penyembuhan beberapa penyakit antara lain: reumatik, sakit kepala, salah urat, tekanan darah tinggi/rendah,dll. Kontra indikasinya adalah penyakit jantung dan TBC.

Artikel terkait : 

- Cara Budidaya Lebah Klanceng
- Obat Herbal Manjur Dari Produk Perlebahan

Jumat, 18 Desember 2015

Cara Budidaya Lebah Madu Terlengkap

Cara Budidaya Lebah Madu Terlangkap - Madu adalah hasil utama dari budidaya atau ternak lebah, yang sangat baik untuk kesehatan. Harga madu dipasaran masih cukup tinggi. Hal tersebut wajar terjadi karena anatara permaintaan pasar cukup tinggi sedangkan produksi masih sedikit. 


cara budidaya lebah madu terlengkap


Persyaratan Lokasi Budidaya Lebah.


Indonesia termasuk wilayah yang memiliki udara sub tropis, sangat ideal untuk membudidayakan lebah madu, karena rata-rata suhu udara nya 26 - 35oC. Sedangkan untuk dataran yang ketinggiannya di atas 1.000 meter dari permukaan laut kurang cocok untuk pembudidayaan lebah, karena suhu udaranya dibawah 15oC. Kondisi ini akan menyebabkan lebah malas keluar sarang dan memilih bermain-main di dalam sarang, yang akan mengakibatkan kekurangan bahan makanan karena lebah pekerja (betina) enggan mencari nektar dan tepung sari. Dataran yang cocok untuk beternak lebah madu ini adalah dil lereng pegunungan atau dataran tinggi yang bersuhu normal (di atas 25oC).

Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya. Ketersediaan bunga sebagai pakan alami lebah sangat berpengaruh terhadap hasil produksi madu. Untuk iti alangkah baiknya jika disekitar tempat budidaya di tanam berbagai bunga sebagai pakan lebah. 

Untuk mengatahui lebah madu lebih detail baca : Mengenal Jenis Jenis Lebah Penghasil Madu


Tahapan Budidaya Lebah Madu

Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni.


1. Pembuatan Kandang Lebah (stup)


Stup atau kandang lebah berbentuk kotak yang didalamnya ddiletakkan frame/sisiran madu yang fungsinya untuk meletakkan madu dan larva lebah. Bahan baku pembuatan kandang lebah yaitu dari papan kayu yang kokoh yang dapat manjaga agar suhu didalam stup stabil dan dadpt melindungi dari perubahan cuaca seperti hujan, panas, dan angin. Kemudian stup diletakkan diatas pohon atau dipaku pada balok kay yang agak tinggi.
Ukuran peti lebah yang ideal saat ini adalah sebagai berikut : 
a. Dasar Peti Lebah 
- Panjang = 34,0 cm
- Lebar = 18,0 cm 
- Tinggi = 7,5 cm 
- Tebal Papan = 1,5 cm 

b. Bingkai (Tempat Sisiran Madu/Frame)
- Panjang bagian atas dengan tonjolannya = 43,0 cm 
- Panjang bagian bawah = 30,0 cm 
- Lebar = 2,0 cm Tinggi = 13.0 cm 
- Tebal kayu penggantung = 1,5 cm 
- Tebal kayu penguat = 0,5 cm

Peralatan lain yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.

2. Pembibitan


a. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu Apis cerana (lokal) dan Apis mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari. Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang dapat dibeli, yang pada umumnya tersedia tiga paket, yaitu:
- paket 1 ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.
- paket 2 terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.
- paket 3 terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap dengan 3 sisiran sarang.

b. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.

c. Sistem Pemuliabiakan
Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. 


3. Reproduksi dan Perkawinan

Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.

Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

4. Proses Penetasan

Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:
- Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.
- Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.
- Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.

Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap tingkatan punya perbedaan waktu yang bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan lebah:
a.  Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.
b. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.
c. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari. 

Selama dalam periode larva, larva-larva dalam tabung akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

3. Pemeliharaan


a. Sanitasi Kandang lebah
Pada budidaya lebah madu peternak harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu.

b. Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :
- Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif.
- Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
- Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
- Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.

Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.


Hama Dan Penyakit Pada Budidaya Lebah

1. Penyakit

Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:

a. Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.

b. Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati.

c. Stone Brood
Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras.

d. Addled Brood
Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.

e. Acarine
Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

f. Nosema dan Amoeba
Penyebab: Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah
dan akan menuju usus.


2. Hama

Hama yang sering mengganggu lebah antara lain:

a. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya.
b. Kadal dan Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung.
c. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.
d. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak sisiran.
e. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

3. Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama

3. Cara Pencegahan
Cara mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu adalah:
a. Pembersihan stup setiap hari.
b. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.
c. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.
d. Pintu masuk dibuat seukuran lebah.


Pemanenanan Madu

Hasil utama dari budidaya lebah adalah madu, berupa cairan bening kekuningan berasa manis.
Hasil tambahan laninnya yang bernilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).

Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.

Tahapan proses panen madu adalah sebagai berikut:
- Mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas dengan pisau.
- Sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu.
- Hasil disaring dan dilakukan penyortiran.
- Disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.
- Pengemasan madu dalam botol.

Artikel Terkait :

- Budidaya Lebah Klanceng
- Ciri dan Manfaat Madu lebah Klanceng
- Obat Herbal dari Produk Perlebahan

Panduan Cara Budidaya Cabe Merah Keriting

Panduan Cara Budidaya Cabe Merah KeritingPermintaan pasar terhadap komoditas pertanian cabe keriting dari tahun ketahun terus meningkat seiring dengan maraknya usaha kuliner ataupun industri yang berbasis makanan. Namun demikian tidak diimbangi dengan jumlah pembudidaya dan luas lahan. Hal inilah yang menjadi pendorong para pengusaha agribisnis untuk mengembangkan budidaya cabe keriting.


panduan cara budidaya cabe merah keriting

Cabai keriting tergolong dalam jenis tanaman musiman dengan daun berwarna hijau tua, berbentuk oval dan bunga soliter dengan mahkota bunga berwarna putih. Ciri lain tanaman cabai keriting adalah termasuk tumbuhan perdu yang berkayu lunak, dengan ketinggian dapat mencapai satu meter, tumbuh baik di daerah dengan iklim tropis, baik didataran tinggi maupun dataran rendah.

Klasifikasi Tanaman Cabe Keriting

Penggolongan atau klasifikasi botani tanaman cabai keriting adalah sebagai berikut:
- Divisi        : Spermatophyta
- Sub Divisi : Angiospermae
- Kelas         : Monocotyledonae
- Family       : Solaneceae
- Genus        : Capsicum
- Spesies      : Capsicum annuum 


Syarat Tumbuh Tanaman Cabe Keriting

Persyaratan yang baik untuk pertumbuhan optimal tanaman cabe keriting anta lain :

1. Iklim

Tanaman cabe keriting dapat ditanam di dataran rendah maupun pegunungan (dataran tinggi) hingga ketinggian + 2.000 meter dpl. Iklim yang cocok yaitu iklim tropis yang bersuhu udara tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur udara yang baik untuk tanaman cabe keriting pada kisaran 24 – 27 derajat Celsius, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16 – 23 derajat Celsius.

 2. Tanah

Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8.


Intermezo....., lihat video petani koplak di bawah ini:

 Teknik Budidaya Tanaman Cabe Keriting

Adapun tahapan budiaya tanamn cabe keriting adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Lahan dan Tanam

Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
• Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan rumput liar.
• Pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami cabai keriting cendrung bersifat asam
• Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 – 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 – 14 hari.
• Taburlah tanah yang telah di bajak dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang.
• Tanah yang sudah agak kering kemudian dihaluskan dan dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 110 – 120 cm, tinggi 40 – 50 cm, dan panjang disesuaikan dengan lahan.

2. Penyiapan Benih dan Penyemaianan

Bening cabe keriting sebaiknya dipilih benih unggul yang ada di pasaran atau mengambil dari buah hasil panen. Jika mengambil langsung dari buah hasil panen, pilihlah buah yang tumbuh subur ditandai dengan ukurannya yang paling besar dan pilih yang sudah matang sekali. Kemudian belah dan ambilah bijinya lalu di jemur hingga kering.

Benih atau biji cabe yang sudah didapat kemudian disemai langsung pada bedengan secukupnya dengan media tanam campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah sedikit pupuk NPK yang dihaluskan serta Furadan untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit. Cara penyemaian yaitu dengan ditabur dengan rata (jangan terlalu padat) pada bedengan yang sudah disiapkan, kemudian tutup dengan tanah tipis dan siram dengan air secukupnya. Penyiraman dilakukan dengan hati hati yaitu dengan semprotan yang halus agar tidak merusak bedengan.

Setelah benih cabe keriting di semai, untuk melindungi dari gangguan binatang atau pun cuaca buruk maka tutup bedengan dengan sungkup yang terbuat dari bilah bambu yang dilengkungkan diatas bedengan membentuk seperti tunel atau terowongan, dengan atap plastik transparan. Pemeliharaan persemaian adalah penyiraman 1-3 hari sekali, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air, saat tanaman muda berumur 10 – 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.

3. Pemasangan Plastik Mulsa

Sebelum plastik mulsa dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Campuran pupuk buatan (Urea, ZA, SP-36, KCL atau pupuk NPK)  ini disebar merata dengan tanah bedengan, setelah itu tutup bedengan dengan plastik mulsa. Bedengan yang telah ditutup sebaiknya dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak justru membahayakan benih cabe keriting yang akan ditanam. Setelah plastik terpasang lalu lakukan pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan yaitu kurang lebih ukuran 60 x 70 cm atau 70 x 70cm

4. Penanaman Benih

Benih cabe keriting yang siap ditanam ialah yang telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Tanamlah benih cabe yang telah siap tanam dengan hati hati pada lubang yang telah disiapkan. Waktu tanam yang baik yaitu pada sore hari ketika matahari mulai terbenam sehingga tidak terlalu terik yang akan menyebabkan benih atau bibit cabe keriting menjadi layu. Setelah tertanam lakukan penyiraman.

5. Pemeliharaan Tanaman Cabe Keriting.

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :

 a. Pemasangan Ajir (kayu atau bambu penopang)
Bertujuan untuk menopang tanaman agar berdiri tegak tidah mudah rebah oleh tiupan angin pemasangan. Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam.

b. Penyiraman (Pengairan)
Pada awal pertumbuhan, pada saat cabai keriting menyesuaikan diri terhadap lingkungan, maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama pada musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan sesuai keadaan cuaca.

c. Perempelan Tunas dan Bunga Pertama
Bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Dilakukan pada umur antara 7 – 20 hari.

d. Pemupukan Tambahan (susulan),
sekalipun tanaman cabai keriting sudah di pupuk total pada saat akan memasang plastik mulsa, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan. Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, sedangkan pada saat pertumbuhan bunga dan buah (generatif) menggunakan pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit,
Salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai keriting adalah adanya serangan hama dan penyakit. Kehilangan hasil produksi cabe keriting karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu.

Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengendalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, dan cara kimiawi.
Hama yang sering timbul pada tanaman cabe diantaranya yaitu daun terlihat keriting dan menguning.

Untuk pengendalian hama penyebab daun keriting dapat dibaca pada artikel : 
Cara Mengatasi Daun keriting Pada Tanaman Cabe
- Cara Membuat BioPestisida Untuk Tanaman Cabe

6. Pemanenan Cabe Keriting

Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali.

Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.


Baca Juga : Cara Praktis Menanam Cabe Dalam Polybag