Minggu, 12 April 2015

Budidaya Jamur Tiram Putih Terlengkap

Budidaya Jamur Tiram Putih Terlengkap - Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus salah satu jenis jamur pangan atau jamur yang dapat di konsumsi menjadi berbagai olahan, sangat cocok di budidayakan di Indonesia yang beriklim tropis. Cara budidayanya tidak sulit, cukup membuat media yang menyerupai habitatnya di alam bebeas. Namun demikian meskipun mudah jika tidak mengetahui rahasianya akan menuai kegagalan.


budiaya jamur tiram putih terlengkap
Jamur Tiram Putih

Sekilas Tentang Jamur Tiram Putih

Dinamakan jamur tiram putih karena payung atau tudungnya menyerupai kerang tiram berwarna putih. Batang atau tangkainya sering kali tumbuh menyamping bertumpuk. Dialam bebas jamur ini hidup subur pada batang batang pohon yang telah lapuk. Tidak ada musim, sepanjang tahun dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang sejuk.

Karena hidupnya pada batang kayu kering yang telah lapuk jamur ini sering disebut juga jamur kayu. Ukuran payungnya jika di biarkan dapat tumbuh dengan baik hingga mencapai 20 cm.  Nilai gizinya cukup tinggi sehingga baik untuk di konsumsi, menjadi berbagai makanan olahan seperti kripik jamur tiram, sayur, campuran mie rebus dll.

Pembuatan Kumbung Budidaya 

Langkah awal sebelum budidaya jamur adalah membuat kumbung atau rumah untuk budidaya berupa bedeng yang terbuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung dari bahan bilik bambu, papan atau serap. Atapnya bisa menggunakan genteng atau serap. Tidak disarankan menggunakan atap berbahan seng karena tidak dapat menyerap panas.

kumbung jamur tiram putih
Baglog tersusun dalam kumbung
Ukuran kumbung dapat di sesuaikan dengan ukuran lahan, ketersediaan biaya, atau selera masing masing. Didalam kumbung di buat rak rak bertingkat untuk menempatkan atau menyusun media tempat tumbuhnya jamur yang sering disebut baglog. Baglog adalah media tanam jamur tiram putih yang diletakkan dalam kantong plastik.

Rak bertingkat di buat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran lebar dua kali panjang baglog atau sekitar 40 cm. Dengan ukuran tersebut di harapkan dapat disusun baglog dua baris. Sedangkan panjang dan jumlah rak dapat di sesuaikan dengan panjang kumbung dan daya tampung kumbung.  Setiap rak dapat dibuat tiga sampai empat tingkat dengan jarak antar rak 50 cm.

Setelah kumbung di buat, untuk menghindari adanya kontaminasi jamur liar maka semprotlah fungisida atau pestisida anti jamur yang dapat di beli di toko sarana pertanian terdekat. Lalu bersihkan dan diamkan selama 2 hari sebelum di gunakan.

Tahapan Budidaya Jamur Tiram Putih

1. Pembuatan Baglog

Bahan untuk membuat baglog adalah sebagai berikut :
- Serbuk gergaji : 50kg
- Kapur CaCO2 : 2kg
- Dedak/Bekatul : 10 kg
- Kapur Gipsum : 0,5 kg
- Tepung Jagung : 3 kg
- Plastik bungkus ukuran 1kg
- Cincin dari pipa pvc

Baca juga : Budidaya Jamur Tiram Tanpa Baglog



budidaya jamur tiram putih
Cara membuat baglog sebagai media tumbuh jamur tiram :

- Campur semua bahan tersebut di atas hingga merata

- Tambahkan air ke dalam adukan tersebut hingga menggumpal. Tandanya apabila di kepal dengan tangan  dan di lepas lagi maka akan menggumpal dan tidak pecah, tetapi tidak menetes air ketika di kepal atau di peras.
- Media tersebut kemudian di masukkan dalam kantong plastik tahan panas dan di padatkan dengan botol hingga berbentuk silinder atau tabung.
- Kemudian sisa plastik pembungkus dimasukkan kelubang cicin dari potongan pipa pvc, dan tutup plastik tersebut dengan diikat karet. Lakukan pengisian media tersebut kedalam plastik kantong hingga selesai.

2. Sterilisasi Baglog

Setelah baglog jadi langkah berikutnya adalah sterilisasi yaitu memanaskan baglog pada suhu 100 derajat celcius untuk mensucikan mikroorganisme lain sehingga tidak terjadi kontaminasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara merebus baglog dalam drum yang berisi air selama 8 - 10 jam. Cara lain bisa juga dengan alat steamer jika ada alatnya.

3. Inokulasi 

budidaya jamur tiram putih
Baglog telah di inokulasi
Inokulasi adalah penanaman bibit jamur tiram putih. Penanaman bibit jamur sebaiknya dilakukan dalam ruangan tertutup dengan peralatan yang telah di sterilkan, untuk menghindari terjadinya kontaminasi. 

Cara melakukan inokulasi yaitu :

- Buka plastik, sehingga baglog terbuka pada lubang cincin tersebut.
- Masukkan bibit pada lubang tersebut dengan sendok yang telah diseterilisasi kemudian tutup dengan kertas yang telah disterilisasipula lalu ikat dengan karet. Lakukan inokulasi pada semua baglog, dengan hati hati.





4. Inkubasi 

Baglog yang telah di inokulasi kemudian disusun di atas rak dalam kumbung untuk dilakukan inkubasi, yaitu menumbuhkan myselium hingga terbentuk jamur. Cara menyusunnya baglog diasusun dua baris dalam satu sap saling membelakangi. Baglog dapat di tumpuk hingga rak diatasnya. 

Proses inkubasi diperlukan waktu kurang lebih 3-4 minggu dengan kondisi ruangan bersuhu 26-28 derajat celsius dan kelembaban 60 - 80%. Selama proses inkubasi kertas di buka setelah myselium terbentuk kurang lebih selama 5-6 hari. Untuk memepertahankan kelembaban semprotlah baglog setiap 2-3 hari. Semprotan sebaiknya berbentuk kabut agar dapat basah merata.


5. Panen

Pemanenan jamur tiram putih dilakukan setelah jamur terbentuk ditandai dengan mekarnya tudung berwarna putih bersih dan tidak pecah. Lakukan pemananan dengan hati hati tanpa merusak baglog. Jika terlambat waktu pemanenan jamur akan terbentuk warna hitam pada bagian tengah tudung kemudian pecah dan membusuk dalam 2-3 hari.

Jika perawatan selama inkubasi bagus maka baglog tersebut dapat dilakukan pemanenan hingga 5-8 kali dengan jarak panen 3-4 minggu. Satu baglog dapat menghasilkan 0,6 - 0,8 kg jamur tiram putih.


Baca juga : Budidaya Jamur Merang Dengan Media Kardus
                   Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur Tiram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar