Rabu, 29 April 2015

Membuat Tempat Dan Media Budidaya Cacing Tanah Lumbricus


membuat media budidaya cacint tanah lumbricus
Membuat Tempat dan Media Budidaya Cacing Tanah Lumbricus - Salah satu faktor kegagalan dalam budidaya cacing tanah lumbricus rubellus adalah tidak memperhatikan pada tahap pembuatan tempat dan media tanam atau media hidup yang baik yang sesuai dengan kondisi habitatnya di alam bebas.

Penyiapan tempat serta media tanam adalah langkah awal yang sangat penting dalam budidaya cacing tanah lumbricus rubellus sehingga harus mendapat perhatian extra.

Adapun cara membuat tempat dan media tanam cacing tanah adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Tempat Budidaya

Tempat untuk melakukan budidaya cacing dapat di buat dalam dua type

a. Tempat Permanen

membuat tempat dan media budidaya cacing tanah
Tempat yang permanen dapat menggunakan bekas kolam ikan atau di buat kolam tersendiri dari bahan beton. Tentunya biaya pembuatan kolam ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Volume yang di dapatpun kurang maksimal karena tidak bisa disusun keatas, kalu toh bisa, memerlukan biaya yang tinggi. Ukuran kolam dapat di buat menurut selera dan luas lahan yang ada. Namun yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam beton ini adalah harus kedap air dan tertutup agara tidak di masuki binatang pengganggu seperti ayam, dll

b. Tempat Semi Permanen

membuat tempat dan media budidaya cacing tanah
Tempat semi permanen dapat di menggunakan bak air dari plastik. Bak plastik tersebut kemudian di susun pada sebuah rak bersusun dan di tempatkan dalam sebuat kumbung atau rumah cacing. Tempat budidaya cacing tanah semacam  ini di nilai lebih efektif karena dapat menampung lebih banyak bak plastik karena dapat disusun bertingkat keatas hingga 4 susun. Yang harus di perhatikan dalam pembuatan tempat semi permanen ini adalah pada setiap kaki rak di letakkan dalam sebuah wadah berisi air untuk mengisolasi rak agar semut tidak dapat masuk atau menyerang.

2. Pembuatan Media Tanam

Media tanam sebagai tempat hidup cacing tenah hendaknya dibuat menyeruapai kondisi habitat aslinya. Yang pada dasarnya kondisinya antara lain
- Tidak terlalu basah tetapi juga tidak kering, (tanah lembab)
- Media terdiri dari campuran bahan organik seperti kompos dan kotoran hewan.
- Tidak terkena sinar matahari langsung
- Derajat keasaman atau pH 6-7

Adapun bahan yang diperlukan dalam pembuatan media ini bisa bermacam macam yaitu antara lain lumpur, kotoran sapi, kotoran ayam, batang pisang, jerami, bubuk gergaji dll. Namun disini yang saya sarankan adalah menggunakan bahan bahan seperti :
- Sebuk gergaji : 60%
- Kompos atau daun kering : 10%
- Dedak atau bekatul : 10%
- Kotoran Sapi : 10 %
- Tanah Lumpur : 10%
- Stater : EM4

Cara Pembuatan Media CacingTtanah :

- Campur bahan bahan tersebut hingga tercampur merata, tambahkan air secukupnya dan stater EM4 untuk mempercapat pembusukan.
- Lakukan fermentasi selama 3-7 hari dengan di tutup terpal.
- Berikutnya adalah masukkan media yang telah busuk tersebut kedalam bak plastik atau tempat budidaya.
- Diamkan selama sehari sebalum bibit cacing di tebar.

Baca juga artikel :

Senin, 27 April 2015

Cara Budidaya Cacing Tanah Lumbricus Rubellus

cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus
Cara Budidaya Cacing Tanah Lumbricus Rubellus - Cacing adalah binatang menjijikan bagi sebagian orang, terutama kaum wanita. Wajar karena cacing hidup di dalam tanah yang kotor, banyak sampah organik. Namun demikian ternyata cacing tanah banyak bermanfaat sehingga banyak di cari. Sehingga budidaya cacing tanah menjadi peluang usaha agribisnis yang sangat menjanjikan.

Cacing tanah disebut juga dalam bahasa latin Lumbricus rubellus. Disebut cacing tanah karena habitat aslinya di dalam tanah. Tanah yang di sukai cacing ini adalah tanah yang gembur, lembab dan banyak terdapat bahan organik yang mudah di uraikan, sehingga untuk budidaya cacing tanah lumbricus rubellus diperlukan tanah dengan kondisi yang menyerupai habitat aslinya.

Permintaan pasar cacing tanah cukup tinggi antara lain untuk berbagai keperluan industri farmasi, kosmetik dan agribisnis perikanan. Selengkapnya dapat di baca pada artikel : Manfaat Cacing Tanah Lumbricus Rubellus

Adapun cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Tempat Dan Media 

Tempat untuk budidaya cacing tanah dapat menggunakan kolam beton, kolam terpal atau dalam bak plastik, bak kayu yang disusun dalam sebuah rumah cacing. Selengkapnya dapat di baca : Cara Membuat Sarana dan Media Budidaya Cacing Tanah

2. Persiapan Bibit Cacing Tanah

Jika budidaya dalam skala kecil bibit cacing tanah dapat di peroleh dari tanah yang banyak terdapat sampah sampah organaik seperti rontokan daun, kotoran binatang dll. Tetapi dalam skala besar tentunya diperlukan bibit yang tidak sedikit, untuk itu dapat di beli pada pembudidaya cacing lainnya.

Cacing adalah jenis binatang hemaprodit yaitu binatang yang berjenis kelamin ganda, namun demikian untuk berkembang biak tidak dapat dilakukan sendiri. Sehingga dalam pemilihan bibit cacing tanah tidak diperlukan seleksi jenis kelamin. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yaitu cacing dewasa yang sehat agresif / gesit dan berukuran minimal 7 cm. Semakin banyak bibit yang di tabur dalam media tanam akan semakin capet perkembang biakannya.

3. Pemeliharaan Cacing Tanah

a. Pemberian Pakan

Yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan yaitu cacing tanah di beri pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila cacing yang ditanam sebanyak 1 Kg, maka di berikan pakan sebanyak 1 Kg  juga. Pakan Cacing tidaklah sulit karena mudah di cari disekitar kita. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, yaitu :
- Pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur.
- Bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
- Pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
- Pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
- Bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.

b. Penggantian Media

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

c. Proses Perkembang Biakan

Untuk mempercepat perkembang biakan maka diperlukan bahan untuk media pembuatan sarang, yaitu antara lain kotoran hewan, dedaunan/buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.


4. Hama Dan Penyakit

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

5. Pemanenan

Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen. Sumber : Omkicau

Jumat, 24 April 2015

Khasiat dan Manfaat Buah Jenitri

khasiat dan manfaat buah jenitri
Khasiat dan Manfaat Buah Jenitri - Di India buah genitri / jenitri atau di sebut juga rudraksha di percaya sebagai air mata syiwa yang jatuh ke bumi. Dengan kuatnya kepercayaan tersebut sehingga buah atau biji jenitri sangat banyak di manfaatkan oleh kaum hindu sebagai sarana peribadatan.

Lebih jauh tentang buah jenitri bisa dibaca pada artikel : Jenitri Air Mata Dewa Syiwa Yang Jatuh Di Kebumen

Biji jenitri yang berbentuk bulat, bergerigi dan  bercangkang kesar seperti batok kelapa ini selain banyak di manfaatkan sebagai sarana peribadatan kaum Hindu biji jenitri dipercaya mempunyai beberapa khasiat bagi kesehatan tubuh kita. Berikut adalah khasiat dan manfaat buah atau biji jenitri bagi kesehatan tubuh, yaitu antara lain :

1. Mengurangi Stress

Menurut peneliti dari Benaras Hindu University, utrasum bead – sebutan dari jenitri di Amerika mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung. Efek ini diperoleh karena biji jenitri memiliki sifat kimia dan fisik berupa induksi listrik, kapasitansi listrik, pergearkan listrik, dan elektromagnetik. Oleh karea itu biji jenitri mempengaruhi system otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Hasilnya, otak merasa tenang dan menghasilkan pikiran positif.
Pembeda biji jenitri dari biji lain terungkap melalui riset Instintut Teknologi India yang menemukan bahwa pada saat digunakan untuk berdoa, rudraksa memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi electron alkalin sehingga mengontol tekanan darah, stress, serta berbagai penyakit mental.

2. Menyembuhkan Hipertensi

Air rebusan biji jenitri setelah dicuci dan direndam semalam lalu diminum saat perut kosong yang disertai dengan mengalungkan manic-manik jenitri di leher dalam 7 hari terbukti efektif merendam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai.

3. Bermanfaat Sebagai Antibakteria

Rudraksa juga berfungsi sebagi pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan, berdasarkan riset yang telah dilakukan Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India. Glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam biji pohon ini ternyata bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif seperti Salmonella typhimurim, Morganella morganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigel sonneii hilang ketika diberi ekstrak biji Ganitri.
4. Meluruhkan Lemak
Menurut Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India, senyawa alkaloid yang terkandung dalam biji Ganitri antara laian pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarphine, isoelaeocarpilin, dan elaeocarpiline berkhasiat meluruhkan lemak badan.

5. Pengisap Polutan

Berdasarkan hasil riset Intitut Teknologi Bandung, biji Ganitri juga berperan sebagai penyerap polutan, khususnya unsure Timbal (Pb), sehingga pohon ini cocock ditanam di tepi jalan.

6. Perhiasan / Aksesoris

Selain dibuat sedemikian rupa menjadi tasbih, manic-manik biji Ganitri yang berukuran kecil dan bentuknya unik dapat dibuat sebagai perhiasan seperti kalung, gelang, anting-anting, hiasan gantungan telepon selular, dan lain-lain. Sumber :setbakorluhjateng.com.
Baca juga artikel : Cara Budidaya Buah Jenitri

Rabu, 22 April 2015

Cara Budidaya Buah Jenitri

Cara Budidaya Buah Jenitri - Saat ini buah jenitri masih menjadi produk pertanian unggulan di wilayah Kebumen dan sekitarnya. Harganya masih terbilang tinggi karena belum banyak yang membudidayakannya. Permintaan pasar buah atau biji jenitri berasal dari negara India, Pakistan dan sekitarnya di mana di negara tersebut banyak penganut agama Hindu.

cara budidaya buah jenitri

Baca selengkapnya tantang biji atau buah jenitri pada artikel : Jenitri, Air Mata Dewa Syiwa Yang Jatuh Di Kebumen.

Peluang agribisnis biji jenitri masih terbuka lebar untuk itu tidak ada salahnya jika ada yang berkeinginan untuk membudidayakan tanaman jenitri ini. Budidaya pohon jenitri sangatlah mudah tidak perlu perwawatan intensif ataupun perawatan khusus. Perawatan intensif hanya di perlukan ketika pohon jenitri masih kecil atau pada tahun pertama setelah penanaman. Setelah itu perawatan pada budidaya pohon jenitri ini tidak diperlukan lagi tianggal menunggu hasil buahnya saja.

Adapun cara budidaya buah jenitri adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Bibit Pohon Jenitri

Bibit pohon jenitri sebaiknya berasal dari cangkok atau okulasi. Caranya dapat di baca pada artikel : Cara Mencangkok Tanaman Yang Benar dan Teknik Okulasi Anti Gagal.

Bibit pohon jenitri yang berasal dari cangkok atau okulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu diantaranya pohon lebih capat berbuah di bandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Namun tidak ada salahnya juga jika anda memilih untuk membuat bibit dari biji, karena bibit yang berasal dari cangkok harganya lebih mahal jika anda membelinya. Adapun caran membuat bibit dari biji adalah sebagai berikut :
- Pilihlah biji jenitri yang sudah tua dan rendamlah biji teresebut.
- Siapkan polybag yang sudah diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
- Benamkan biji jenitri pada polybag yang telah di siapkan tersebut.
- Siramlah sekali setiap hari, dalam beberapa hari biji jenitri akan tumbuh.
- Biarkan biji yang tumbuh tersebut hingga ketinggian 30 - 50 cm sebelum di pinahkan ke lahan budidaya.

2. Penanaman Bibit Pohon Jenitri

- Siapkan lubang tanam pada lahan budidaya phon jenitri dengan jarak 4 - 6 m. Lubang di buat berukuran lebar 30-50cm dan kedalaman 50 cm.
- Isi lubang tersebut dengan campuran pupuk kandang dan tanah humus dengan perbandingan 1:1
- Setelah semua siap, tanamlah bibit buah jeniti. Penanaman sebaiknya di lakukan pada sore hari agar bibit jenitri tidak lay atau stress. Kemudian siram dengan air secukupnya.
- Berilah ajir dari batang bambu atau kayu untuk melindungi bibit pohon jenitri dari gangguan.

3. Perawatan Pohon Jenitri

Lakukan perawatan secara intensif pada bibit yang telah tertanam tersebut yaitu dengan cara penyiraman setiap hari, penggemburan tanah, penyiangan gulma, pengendalian hama dan pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik. Perawatan intensif diperlukan pada tahun pertama setelah penanaman bibit pohon jenitri, selanjutnya dapat di lakukan perawatan sebelum dan setelah berbuah.

cara budidaya buah jenitri

3. Pemanenan Buah Jenitri

Jika tumbuh subur maka pohon jenitri akan berbuah pada usia 3 - 5 tahun. Buah yang siap panen yaitu buah yang telah matang, berwarna kehitam seperti anggur matang. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan tangga atau steger dari bambu. Petiklah buah jenitri dengan hati hati dan pilihlah hanya yang sudah matang saja, yang masih muda berwarna hijua biarkan hingga matang untuk memperoleh mutu biji jenitri yang bagus dan bernilai jual tinggi.

Selasa, 21 April 2015

Cara Membuat Biopestisida Untuk Tanaman Cabe

Cara Membuat Biopestisida Untuk Tanaman Cabe - Pengandalian hama secara kimiawi semakain lama semakin di tinggalkan. Hal ini terjadi karena tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Adanya bahaya atau efek samping yang ditimbulkan dari pestisida kimiawi inilah yang membuat masyarakat beralih kepada pestisida organik atau biopestisida.

Pada budiaya tanaman cabe petani sering kali di pusingkan oleh hama daun keriting. Inilah musuh utama petani cabe. Daun keriting pada tanaman cabe di sebabkan oleh hama trips, kutu, tungau ataupun virus. Secara penjang lebar hama dan cara mengatasinya baik secara kimiawi maupun non kimiawi telah di bahas pada artikel : Cara Mengatasi Daun Keriting Pada Tanaman Cabe.

Pada bahasan ini akan di ulas cara membuat Biopestisida atau pestisida organik untuk mengatasi hama daun keriting pada tanaman cabe. Ada beberapa resep yang dapat anda coba atau terapkan yaitu antara lain :

1. Biopestisida Dari Brotowali atau Antawali

biopestisida dari brotowali untuk tanaman cabe

Bahan : 

- Daun brotowali : 1 kg
- Kapur : 10 sendok makan
- Kunyit : 1 kg



Cara membuatnya :

- Ke tiga bahan tersebut diatas di tumbuk atau di blender 
- Setelah halus disaring dengan saringan halus untuk mengambil larutanya dengan campuran air sebanyak 30ltr. 
- Cara penggunaanya dengan disemprotkan secara merata pada daun tanaman cabe.


2. Biopestisida Dari Daun Tembakau

biopestisida dari tembakau untuk tanaman cabe

Bahan : 

- Tembakau : 0.25 kg
- Belerang : 3 Ons
- Abu dapur : 2 kg



Cara membuatnya : 

- Rendam ketiga bahan tersebut dalam air selama 4-5 hari.
- Saring air rendaman tersebut dengan saringan halus.
- Semprotkan air rendaman tersebut pada daun cabe hingga merata. Sisa rendaman dapat juga di taburkan pada tanah di bawah tanaman cabe.

3. Biopestisida Dari Daun Sirsak

biopestisida dari daun sirsak untuk tanaman cabe

Bahan :

- Daun sirsak : 100 lembar
- Detergen : 1 sendok makan



Cara Membuatnya :

- Tumbuk daun sirsak hingga halus. 
- Setelah halus peras dan saring dengan air 5 ltr.
- Campurkan detergen dalam air perasan tersebut, aduk hingga rata. kemudian diamkan selama 1 malam.
- Encerkan larutan tersebut dengan air, dengan perbandingan 1 : 10
- Cara menggunakannya disemprotkan pada daun tanaman cabe hingga merata.



Baca juga :
- Cara budidaya Cabe Merah Keriting
- Cara Praktis Menanam Cabe Dalam Polybag

Sabtu, 18 April 2015

Kandungan Gizi Dan Manfaat Jamur Tiram

kandungan gizi dan manfaat jamur tiram
Kandungan Gizi Dan Manfaat Jamur Tiram - Belum banyak yang mengetahui bahwa jamur tiram putih banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita. Hal itu dikarenakan kandungan gizi atau nutrisi yang terkandung dalam jamur tiram sangat tinggi. Sehingga konsumsi jamur ini sangat di anjurkan atau di masyarkatkan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat.



Kandungan Gizi Jamur Tiram

Jamur Tiram yang di kenal dengan bahasa latinnya Pleorotus ostreatus adalah salah satu bahan makanan dengan kandungan gizi tinggi. Kandungan utamanya protein, karbohidrat, kalori, lemak, vitamin, dan mineral.

Berikut adalah komposisi atau kandungan gizi dalam 100 gr jamur tiram, menurut hasil penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn  : 
- Protein : 10,5 - 30,4 %
- Kalori : 367 Kal
- Karbohidrat : 56.6%
- Lemak : 1,7 - 2,2 %
- Thiamin : 0,2 mg
- Riboflavin : 4,7 - 4,9 mg
- Niasin : 77,2 mg
- Kalsium : 314 mg
- Serat :7,4- 24,6 %

Kandungan lemak dalam jamur tiram adalah lemak tak jenuh yang baik untuk dikonsumsi bagi orang yang menderita hiperkolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. Vitamin penting lainnya yang juga terkandung dalam jamur tiram antara lain Vitamin B (thiamin, riboflavin, niasin), vitamin C dan vitamin D

Mineralnya juga cukup tinggi mencapai 56 - 70 % dari total abu. Mineral dalam jamur tiram antara lain : kalium, phosfor, natrium, calsium dan magnesium.

Manfaat Jamur Tiram Putih Bagi Kesehatan

Dilihat dari kandungan gizinya yang tinggi maka jamur tiram baik untuk di konsumsi. Berbagai olahan dapat di buat dengan jamur tiram ini seperti kripik jamur, mie ayam jamur dll. Kecuali itu manfaat jamur tiram sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita antara lain :

- Menurunkan Kolesterol
- Anti tumor
- Anti bakteri
- Antivirus (termasuk virus AID)
- Anti Nematoda (cacing)
- Mencegah penyakit diabetes
- Mencegah Penyakit liver
- Mencegah penyakit anemia
- Meningkatkan sistem imum atau kekebalan tubuh

Demikian manfaat dan kandungan gizi jamur tiram putih yang baik untuk konsumsi sehari hari.
Sumber : Wikipedia

                   Cara budidaya Jamur Tiram Tanpa Baglog

Jumat, 17 April 2015

Budidaya Jamur Tiram Putih Tanpa Baglog

budidaya jamur tiram putih tanpa baglog- Budidaya Jamur Tiram Putih Tanpa Baglog - Pada umumnya budidaya jamur tiram menggunakan media yang di bungkus dengan plastik kantong yang disebut baglog. Pembutan baglog sungguh memakan waktu dan tenaga. Untuk mengurangai biaya dan mempercepat proses budidaya mungkinkah budidaya jamur tiram putih dapat dilakukan tanpa menggunakan baglog?

Pertanyaan tersebut sering kali muncul pada setiap pembudidaya, benarkan?. Pepatah mengatakan di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, selama kita selalu mengembangkan kreatifitas.
Adapun cara budidaya jamur tiram tanpa baglog adalah begini :

Pembuatan Rak dan Rumah Jamur

Cara pembuatan rumah jamur atau kumbung telah di bahas pada artikel : Budidaya Jamur Tiram Putih, silahkan buka dan baca. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu dalam membuat rak untuk penepatan media tumbuh. Rak di buat dengan papan yang rapat agar media tidak jatuh berhamburan kebawah. Jarak antar rak min 30 cm dengan lebar rak maksimal dua kali rentang tangan kita yaitu sekitar 2 m, agar dapat mengambil jamur ketika panen dari kedua sisi. Disisi kanan dan kiri di beri pembatas kayu setinggi 10 cm. Sbelum di gunakan rak sebaiknya di semprot disinfektan untuk mematikan mikroorganisme pengganggu.

Pembuatan Media Tanam Jamur Dan Sterilisasi

Cara membuat & komposisi media tanam jamur pada dasarnya sama dengan membuat madia dalam baglog. (dapat di baca pada artikel : Budidaya Jamur Tiram Putih Terlengkap ). Setelah media tanam jamur berupa serbuk gergaji, kapur CaCO2, kapur gipsum, dedak dll telah tercampur dengan sempurna langkah berikutnya adalah seterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan suhu 100 derajat selama 10 jam. Media di taruh dalam wadah karung plastik (tembus air seperti : karung beras) dan di masukkan kedalam drum sterilisator.

Penaburan Media Tanam dan Inokulasi

Setelah dilakukan sterilisasi media tanam jamur di tebar diatas rak yang telah di sediakan. Penaburan dilakukan saat media telah dingin dan dengan alat yang telah disterilkan. Ketebalan media antara 10 - 15 cm kemudian di ratakan dan padatkan. 

Inokulasi atau penanaman bibit jamur tiram dilakukan dengan membuat lubang pada media yang telah di tebar dengan kedalaman 3 cm dan jarak 10 cm. Masukkan bibit dalam lubang dan tutup kembali. Setelah seluruh media di inokulasi tutup dengan kertas koran dan plastik mulsa. 

Inkubasi dan Pemanenan Jamur Tiram.

Dalam jangka waktu seminggu bibit jamur akan tumbuh menjadi myselium, untuk itu lubangi plastik mulsa pada titik tanam untuk memberi kesempatan berkembang. Lakukan hal ini dengan hati hati jangan sampai merusak myselium.

Jamur akan tumbuh besar, membentuk batang dan tudung. Penanenan dilakukan saat jamur tumbuh sempurana berwarna putih bersih, dalam waktu sekitar 3- 4 bulan.

Kesimpulan : cara ini lebih menghemat biaya dan waktu namun produksi jamur lebih sedikit karena susunan vertikal pada baglog diperolehluasn yang lebih lebar dari pada media yang di tabur horisontal. Silahkan tentukan pilihan.

Baca juga : Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur Tiram

Selasa, 14 April 2015

Membuat Green House Dari Pipa PVC

Membuat Green House Dari Pipa PVC - Green House yang sering disebut juga Rumah Kaca mulai marak di buat sebagai sarana budidaya tanaman. Berbagai desain green house di ciptakan dari yang sederhana, unik maupun yang tergolong mewah. Dari segi biaya juga variatif, ada yang biaya murah tetapi ada juga yang biaya tinggi tergantung kemampuan dan tujuan pembuatan green house.

green house dari pipa pvc
Kerangka Green House Pipa PVC

Berbagai artikel mengenai green house dapat di klik pada label atau menu navigasi Green House

Pada edisi kali ini akan di bahas mengenai cara membuat green house dari bahan pipa pvc atau biasa orang Indonesia menyebutnya pipa paralon. Dengan menggunakan bahan pipa pvc akan di dapat green house dengan desain berbentuk tunel yang indah dengan biaya murah. Cara pembuatannya pun sangat mudah, setiap orang dapat membuatnya sendiri di rumah untuk keperluan bercocok tanam atau yang lainnya.
Adapun tahapan cara membuat green house dari bahan pipa pvc adalah sebagai berikut:

Bahan dan Peralatan Membuat Green House

- Pipa PVC 2/4 inci 
- Kayu /kaso 4x6cm
- Plastik penutup transparan
- Paku biasa dan paku ulir
- Kabel tis
- Engsel
- Gergaji
- Palu/martil
- Obeng

Tahapan Pembuatan Green House Pipa PVC

1. Membuat Kerangka Green House

Sebelum membuat kerangka tentukan terlebih dahulu luas green house. Kemudian buatlah kayu kaso mengelilingi green haouse yang telah di tentukan tersebut. Untuk kerangka atap buatlah kerangka dengan pipa pvc yang dilengkungkan. jarak pipa pvc yang satu dengan yang lain maksimal 1,5 m. Pakulah dengan paku ulir ujung paralon dengan kayu kaso. Pada bagian atas satukan antara pipa yang satu dengan yang lain dengan pipa pvc agar kuat dan kokoh.

2. Membuat Kerangka Pintu Gren House

Pada salah satu atau kedua ujung green house buatlah kerangka pintu yang nantinya di gunakan untuk aktifitas keluar masuk. Kerangka pintu di buat dengan kayu kaso. Tinggi kayu vertikal usahakan hingga menyentuh lengkungan pipa pvc paling atas karena sekaligus digunakan untuk memperkuat green house. Sedangkan ketinggian pintu dapat di atur sesuai keinginan.

green house dari pipa pvc
Kerangka pintu green house

Setelah terbentuk kerangka atau frame pintu langkah berikutnya membuat daun pintu seukuran frame yang telah di buat. Daun pintu dapat di buat dengan bahan yang ringan seperti fiber. Tempelkan daun pintu pada frame pintu dengan engsel dua atau tige buah 

3. Menutup Green House

Setelah terbentuk pintu kemudian tutuplah kerangka green house dengan plastik transparan. Dapat diganti dengan bahan lain seperti paranet atau fiber transaparan. Mula mula tutuplah terlebih dahulu pada sisi depan dan belakang atau yang terdapat pintu. Ikatlah plastik penutup dan kerangka pipa pvc dengan kabel tis.

membuat green house dari pipa pvc

Tahap akhir pada pembuatan green house pipa pvc ini adalah penutupan atap. Tutuplah seluruh bagian kerangka green house dengan plasti transparan dengan rapi dan lurus. Agar kuat ikatlah dengan kabel tis.

Demikian cara membuat green house dengan biaya murah menggunakan bahan pipa pvc.

Baca juga : Cara membuat green house sederhana

Minggu, 12 April 2015

Budidaya Jamur Tiram Putih Terlengkap

Budidaya Jamur Tiram Putih Terlengkap - Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus salah satu jenis jamur pangan atau jamur yang dapat di konsumsi menjadi berbagai olahan, sangat cocok di budidayakan di Indonesia yang beriklim tropis. Cara budidayanya tidak sulit, cukup membuat media yang menyerupai habitatnya di alam bebeas. Namun demikian meskipun mudah jika tidak mengetahui rahasianya akan menuai kegagalan.


budiaya jamur tiram putih terlengkap
Jamur Tiram Putih

Sekilas Tentang Jamur Tiram Putih

Dinamakan jamur tiram putih karena payung atau tudungnya menyerupai kerang tiram berwarna putih. Batang atau tangkainya sering kali tumbuh menyamping bertumpuk. Dialam bebas jamur ini hidup subur pada batang batang pohon yang telah lapuk. Tidak ada musim, sepanjang tahun dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang sejuk.

Karena hidupnya pada batang kayu kering yang telah lapuk jamur ini sering disebut juga jamur kayu. Ukuran payungnya jika di biarkan dapat tumbuh dengan baik hingga mencapai 20 cm.  Nilai gizinya cukup tinggi sehingga baik untuk di konsumsi, menjadi berbagai makanan olahan seperti kripik jamur tiram, sayur, campuran mie rebus dll.

Pembuatan Kumbung Budidaya 

Langkah awal sebelum budidaya jamur adalah membuat kumbung atau rumah untuk budidaya berupa bedeng yang terbuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung dari bahan bilik bambu, papan atau serap. Atapnya bisa menggunakan genteng atau serap. Tidak disarankan menggunakan atap berbahan seng karena tidak dapat menyerap panas.

kumbung jamur tiram putih
Baglog tersusun dalam kumbung
Ukuran kumbung dapat di sesuaikan dengan ukuran lahan, ketersediaan biaya, atau selera masing masing. Didalam kumbung di buat rak rak bertingkat untuk menempatkan atau menyusun media tempat tumbuhnya jamur yang sering disebut baglog. Baglog adalah media tanam jamur tiram putih yang diletakkan dalam kantong plastik.

Rak bertingkat di buat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran lebar dua kali panjang baglog atau sekitar 40 cm. Dengan ukuran tersebut di harapkan dapat disusun baglog dua baris. Sedangkan panjang dan jumlah rak dapat di sesuaikan dengan panjang kumbung dan daya tampung kumbung.  Setiap rak dapat dibuat tiga sampai empat tingkat dengan jarak antar rak 50 cm.

Setelah kumbung di buat, untuk menghindari adanya kontaminasi jamur liar maka semprotlah fungisida atau pestisida anti jamur yang dapat di beli di toko sarana pertanian terdekat. Lalu bersihkan dan diamkan selama 2 hari sebelum di gunakan.

Tahapan Budidaya Jamur Tiram Putih

1. Pembuatan Baglog

Bahan untuk membuat baglog adalah sebagai berikut :
- Serbuk gergaji : 50kg
- Kapur CaCO2 : 2kg
- Dedak/Bekatul : 10 kg
- Kapur Gipsum : 0,5 kg
- Tepung Jagung : 3 kg
- Plastik bungkus ukuran 1kg
- Cincin dari pipa pvc

Baca juga : Budidaya Jamur Tiram Tanpa Baglog



budidaya jamur tiram putih
Cara membuat baglog sebagai media tumbuh jamur tiram :

- Campur semua bahan tersebut di atas hingga merata

- Tambahkan air ke dalam adukan tersebut hingga menggumpal. Tandanya apabila di kepal dengan tangan  dan di lepas lagi maka akan menggumpal dan tidak pecah, tetapi tidak menetes air ketika di kepal atau di peras.
- Media tersebut kemudian di masukkan dalam kantong plastik tahan panas dan di padatkan dengan botol hingga berbentuk silinder atau tabung.
- Kemudian sisa plastik pembungkus dimasukkan kelubang cicin dari potongan pipa pvc, dan tutup plastik tersebut dengan diikat karet. Lakukan pengisian media tersebut kedalam plastik kantong hingga selesai.

2. Sterilisasi Baglog

Setelah baglog jadi langkah berikutnya adalah sterilisasi yaitu memanaskan baglog pada suhu 100 derajat celcius untuk mensucikan mikroorganisme lain sehingga tidak terjadi kontaminasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara merebus baglog dalam drum yang berisi air selama 8 - 10 jam. Cara lain bisa juga dengan alat steamer jika ada alatnya.

3. Inokulasi 

budidaya jamur tiram putih
Baglog telah di inokulasi
Inokulasi adalah penanaman bibit jamur tiram putih. Penanaman bibit jamur sebaiknya dilakukan dalam ruangan tertutup dengan peralatan yang telah di sterilkan, untuk menghindari terjadinya kontaminasi. 

Cara melakukan inokulasi yaitu :

- Buka plastik, sehingga baglog terbuka pada lubang cincin tersebut.
- Masukkan bibit pada lubang tersebut dengan sendok yang telah diseterilisasi kemudian tutup dengan kertas yang telah disterilisasipula lalu ikat dengan karet. Lakukan inokulasi pada semua baglog, dengan hati hati.





4. Inkubasi 

Baglog yang telah di inokulasi kemudian disusun di atas rak dalam kumbung untuk dilakukan inkubasi, yaitu menumbuhkan myselium hingga terbentuk jamur. Cara menyusunnya baglog diasusun dua baris dalam satu sap saling membelakangi. Baglog dapat di tumpuk hingga rak diatasnya. 

Proses inkubasi diperlukan waktu kurang lebih 3-4 minggu dengan kondisi ruangan bersuhu 26-28 derajat celsius dan kelembaban 60 - 80%. Selama proses inkubasi kertas di buka setelah myselium terbentuk kurang lebih selama 5-6 hari. Untuk memepertahankan kelembaban semprotlah baglog setiap 2-3 hari. Semprotan sebaiknya berbentuk kabut agar dapat basah merata.


5. Panen

Pemanenan jamur tiram putih dilakukan setelah jamur terbentuk ditandai dengan mekarnya tudung berwarna putih bersih dan tidak pecah. Lakukan pemananan dengan hati hati tanpa merusak baglog. Jika terlambat waktu pemanenan jamur akan terbentuk warna hitam pada bagian tengah tudung kemudian pecah dan membusuk dalam 2-3 hari.

Jika perawatan selama inkubasi bagus maka baglog tersebut dapat dilakukan pemanenan hingga 5-8 kali dengan jarak panen 3-4 minggu. Satu baglog dapat menghasilkan 0,6 - 0,8 kg jamur tiram putih.


Baca juga : Budidaya Jamur Merang Dengan Media Kardus
                   Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur Tiram

Sabtu, 11 April 2015

Cara Membuat Kripik Belut Crispy Renyah

cara membuat kripik belut crispy renyah
Kripik Belut
Cara Membuat Kripik Belut Crispy Renyah - Salah satu olahan belut sawah yang sangat populer adalah kripik belut. Sentra produksi kripik belut berada di daerah persawahan seperti Klaten, Yogjakarta dll. Kripik belut sangat di sukai karena rasanya yang nikmat, cocok untuk lauk makan nasi atau buat cemilan pendamping kopi atau teh. Apalagi jika kripik tersebut empuk renyah di mulut, sekali mencoba di jamin ketagihan. Lagi dan Lagi

Baca juga : Cara Budidaya Belut Dalam Kolam atau Drum Plastik

Adapun cara membuat kripik belut crispy yang nikmat dan renyah adalah sebagai berikut :

Bahan Membuat Kripik Belut

- Belut : 500 kg (sebaiknya belut yang sudah di siangi isi perut dan tulangnya )
- Tepung terigu : 150 gr
- Tepung Beras : 50 gr
- Telur : 1 butir (di kocok)
- Air secukupnya
- Minyak goreng secukupnya

Bumbu Untuk Membuat Kripik Belut

- Bawang putih : 4 siung
- Ketumbar : 1 sendok makan
- Kunyit : 2cm
- Kemiri : 3 butir
- Jeruk Nipis : secukupnya
- Garam : 1 sendok teh

Cara Membuat Kripik Belut

- Setelah belut disiangi atau di buang isi perut dan tulangnya, kemudian di potong potong dengan ukuran sesuai selera, Jika belut yang di pilih belut yang berukuran kecil, maka tidak perlu di siangi.
- Campurlah air jeruk nipis dan aduk dengan hingga merata. Diamkan selama 15 menit.
- Haluskan  bumbu seperti ketumbar, kunyit, kemiri dan bawabg putih. Campurlah bumbu yang telah dihaluskan tadi dengan tepung terigu dan tepung beras serta telur yang telah dikocok. Tambahkanlah air secukupnya hingga terbentuk adonan yang agak encer.
- Celupkan belut kedalam adonan tersebut dan gorenglah dengan minyak panas dan api kecil. Cara menggorengnya ambilah belut yang telah bercampur adonan satu persatu agar tidak lengket satu sama lainnya.
- Kripik yang matang ditandai dengan warnanya yang coklat kekuningan. 
- Siap dihidangkan atau di kemas.

Kamis, 09 April 2015

Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Belut Dalam Air

Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Belut Dalam Air - Habitat asli belut sebetulnya di dalam tanah lumpur namun berkat kegigihan para pembudidaya belut saat ini telah marak dikembangkan teknik budidaya belut dalam air tanpa menggunakan lumpur sedikitpun. Ini adalah inovasi yang patut di acungi jempol.

kelebihan budidaya belut dalam air


Semakin maraknya budidaya belut dalam air karena beberapa kelebihan di dapat, di bandingkan dengan budidaya dalam media lumpur. Walaupun begitu bukan berarti tanpa ada kekurangan. Setiap kelebihan tentunya dapat dipastikan ada pula kekurangnanya.

Baca juga : - Cara Budidaya Belut Dalam Air Tanpa Lumpur 
                   - Cara Budidaya Belut Dalam Kolam atau Drum Plastik

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan budidaya belut dengan menggunakan media air bersih :

Kelebihan Budidaya Belut Dalam Air

1. Monitoring Dapat Dilakukan Dengan Mudah

Belut yang di budidayakan dalam air tentunya dapat dilihat dengan jelas sehingga memudahkan dalam melakukan monitoring kondisi belut. Jika ada salah satu belut yang sakit akan terlihat dengan jelas yang di tandai dengan gerakannya yang lemah atau bahkan tidak bergerak sama sekali. Tau warnanya yang pucat tidak cerah bila di bandingkan dengan belut yang lain. 

Mudahnya melakukan monitoring kondisi belut memungkinkan penanganan yang lebih cepat, sehingga dapat dihindari atau di kurangi prosentase kematian. Jika di budidaya dalam lumpur monitoring kondisi belut sangatlah sulit dilakukan.

2. Dapat Menerapkan Tebar Padat

Jika budidaya belut dalam media lumpur hanya dapat di tebar bibit sebanyak 1 kg - 1,5 kg untuk setiap 1 m2 kolam. Hal ini dikarenakan secara alamiah belut menjadikan lumpur menjadi tempat perlindungan dan wilayah kekuasaan. Jika ada yang melewati daerah kekuasaannya tentu akan terjadi perkelahian. Jika belut lebih kecil akan terjadi kanibalisme.

Tetapi lain halnya dengan menggunakan media air bersih yang dapat di tebar hingga 30 kg per 1m2. Belut akan berbaur satu dengan lainnya tanpa ada perkelahian. Jadi kelebihan budidaya belut dalam air ini dapat meningkatkan efektifitas kolam hingga mencapai 30 kali lipat. Tentunya akan berakibat pada peningkatan hasil produksi pula hingga 30 kali.

3. Lebih Mudah Dalam Pemberian Pakan

Pemberian pakan belut lebih mudah dilakukan pada air di bandingkan pada lumpur. Pakan berupa pelet akan terlihat jelas oleh belut,sedangkan pada lumpur pakan pelet akan lebih cepat rusak atau busuk, sehingga meminimalisir pakan yang tersisa.

4. Meminimalisir Kanibalisme

Belut jenis ikan pemakan daging, sehingga bukan tidak mungkin terjadi kanibalisme jika terjadi kekurangan pakan hidup. Dalam air hal ini tidak terjadi karena belut akan berbaur satu sama lainnya dan menggunakan tubuh belut lainnya sebagai tempat persembunyian atau perlindungan.

5. Proses Pemanenan Mudah

Pemanenan dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan pengeringan kolam dan pengambilan dengan alat jaring atau yang lainnya. Dibandingkan dengan budidaya belut dalam lumpur, proses pemanenan lebih sulit dilakukan karena harus mencari belut dalam timbunan lumpur. Sehingga perlu tenaga extra.

Kekurangan Budidaya Belut Dalam Air

1. Biaya Produksi Meningkat

Untuk menjaga kwalitas air diperlukan mesin pompa untuk sirkulasi dan mesin aerator. Sehingga di perlukan biaya tambahan untuk pembelian mesin pompa dan aerator, perawatan mesin dan beban listrik. Lain halnya pada budidaya dalam media lumpur, tidak ada biaya tambahan tersebut. Namun begitu biaya tambahan tersebut dapat disiasati dengan menerapkan sistem tebar padat untuk meningkatkan produksi.

2. Perawatan Lebih Intensif

Banyak hal yang harus diperhatikan dalam budidaya belut dengan media air seperti derajat keasaman air, kekeruhan air, suhu air, sehingga hal ini memerlukan perhatian yang lebih serta perlakuan yang lebih intensif.

Selasa, 07 April 2015

Budidaya Belut Dalam Air Tanpa Lumpur

Budidaya Belut Dalam Air  Tanpa Lumpur - Pada umumnya budidaya belut menggunakan media lumpur dengan sedikit air, baik lumpur yang langsung di ambil dari sawah atau lumpur buatan dari batang pisang, jerami kompos dan bahan lainnya yang di fermentasikan hingga terbentuk lumpur. Hal ini wajar karena habitat asli belut adalah pada tanah lumpur.

<src img="budidaya belut dalam air.jpg" alt="budidaya belut">


Tetapi mungkinkah budidaya belut dilakukan pada kolam air bersih seperti ikan pada umumnya. Mengingat media lumpur banyak kekurangannya. Jika dilihat dari karakteristiknya belut adalah salah satu binatang yang mempunyai ciri seperti ikan bahkan memang belut adalah salah satu jenis ikan, jadi bukan tidak mungkin jika belut dapat hidup dan berkembang pada air seperti halnya ikan.

Budidaya belut dalam kolam air bersih tanpa menggunakan media lumpur menjadi alternatif cara budidaya belut karena cara ini di nilai mempunyai beberapa keunggulan. Keungulan atau kelebihan apa saja dapat di baca pada artikel Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Belut Dalam Air Bersih.

Tetapi tentunya dalam budidaya belut dalam kolam air tanpa menggunakan lumpur harus memperhatikan beberapa hal, yaitu diantranya :

1. Bibit Belut

Bibit belut yang paling baik adalah bibit yang berasal dari budidaya. Bibit yang sehat di tandai dengan gerakannya yang gesit, cepat merespon jika kita pegang. Tidak ada tanda tanda penyakit atau cacat. Hendaknya di pilih bibit belut yang seragam dengan panjang minimal 10 cm. Lebih kecil dari pada itu resiko kematiannya akan sangat tinggi.

Sebelum dilakukan penebaran pada kolam air hendaknya dikarantina terlebih dahulu untuk dapat beradaptasi dengan baik. Yaitu dengan cara di taruh dalam bak air yang berisi air dengan diberikan mesin sirkulasi, agar terjaga kwalitas airnya. lakukan dalam waktu kurang lebih selama satu minggu dengan pemberian pakan cacing atau ikan cere serta di padukandengan pelet. Jika air keruh segera di ganti dengan air yang bersih.

Kondisi yang di sukai belut adalah kondisi dengan pencahayaan minim. Untuk itu sebaiknya di tutup dengan kain hitam atau bahan lainya pada siang hari.

2. Kolam Dan Kwalitas Air

Kolam untuk budidaya belut dapat di buat dari beton atau terpal. Jika terbuat dari beton sebaiknya di gunakan setelah benar benar hilang bekas semen, dengan cara di rendam air beberapa hari sampai keluar lumutnya. Pada dasar kolam berilah tumpukan batu bata atau genteng sebelum di gunakan sebagai tempat persembunyian belut

Air yang baik untuk pembesaran belut sebaiknya menggunakan air sumur atau sumber mata air. Air dari PDAM tidak baik di gunakan untuk media budidaya belut karena masih banyak mengandung kaporit dan bahan kimia lainya yang di gunakan dalam proses pemurnian.

Suhu air hendaknya dipertahankan pada kisaran 25 - 28 derajat celsius. Dan juga derajat keasaman atau pH air berkisar 6 - 7. Cahaya usahakan seminim mungkin, dengan cara ditutup menggunakan terpal atau penutup lainnya yang berwarna gelap.

Sirkulasi air harus diberikan dengan menggunakan mesin pompa listrik untuk menjaga oksigen dalam air tetap melimpah. Jika air sudah keruh akibat pakan yang berlebih atau karena lendir yang sudah terlalu banyak hendaknya diganti dengan air bersih agar terhindar dari penyakit. Belut adalah binatang air yang selalu mengeluarkan lendir dari tubuhnya sebagai mekanisme perlindungan tubuhnya yang sensitif. Lendir yang keluar dari tubuh belut cukup banyak sehingga lama kelamaan bisa mempengaruhi derajad keasaman (pH) air tempat hidupnya.

3. Pakan Belut

Pakan belut harus terjamin jangan sampai kekurangan untuk itu sebelum melakukan budidaya sebaiknya di siapkan pakan belut. Pakan yang paling di sukai adalah pakan hidup seperti cacing,  cacing lor, cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih banyak yang lainnya. Pelet ikan dapat diberikan dua hari sekali sebagai selingan. 

Pemberian pakan belut paling baik dilakukan pada sore hari atau malam hari karena belut adalah jenis binatang yang aktif di malam hari. Pemberian pakan yang cukup dapat menghindari kanibalisme. 

 Baca juga : Budidaya Belut Dalam Kolam atau Drum Plastik.

Kamis, 02 April 2015

Budidaya Belut Dalam Kolam Atau Drum Plastik

budidaya belut dalam kolam dan drum plastik
Budidaya Belut Dalam Kolam Atau Drum Plastik
Budidaya Belut Dalam Kolam Atau Drum Plastik - Alternatif budidaya perikanan selain ikan dan udang adalah belut sawah. Pembudidaya sering kali mengalihkan perhatiannya kepada belut sawah karena harganya yang cukup tinggi. Walaupun terjadi penurunan harga namun masih tetap memberikan nilai keuntungan yang cukup baik.

Kecuali itu hasil olahan belut sangat di gemari masyarakat semua kalangan, seperti kripik belut. Sehingga tidak ada kekhawatiran produk hasil budidaya belut tidak akan laku di pasaran. Bahkan justru permintaan pasar lebih besar dari pada hasil produksi.

Balut sawah yang juga dikenal dengan nama latin Monopterus albus zuieuw banyak di jumpai di daerah persawahan penghasil padi, seperti Cianjur - Jawa Barat, Delanggu - Jawa Tengah, Karawang - Jawa Barat atau daerah persawahan lainnya. Hal ini terjadi karena habitat belut adalah di lumpur persawahan, sehingga belut ini di namakan belut sawah.

Karena habitat aslinya di lumpur maka untuk membudidayakan belut sawah di perlukan adanya lumpur. Adapaun cara budidayanya adalah sebagai berikut :

Persiapan Kolam dan Media Pembesaran Belut 

Kolam sebagai tempat pembesaran belut sawah dapat di buat dari kolam beton, kolam terpal atau drum. Jika menggunakan drum atau tong sebaiknya di pilih drum plastik karena drum yang berbahan plastik tidak mudah rusak dan berkarat sehingga lebih tahan lama dan baik untuk kondisi lingkungan belut itu sendiri.

Cara membuat kolam tidak akan di ulas secara detail disini hanya saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam adalah kolam tersebut kedap air atau tidak bocor. Selain itu hendaknya di beri pelindung dari sinar matahari langsung. jika menggunakan drum posisi drum horisontal atau rebah dan di potong bagian yang mengahadap keatas untuk membuka drum tersebut. 

Media tempat tumbuh belut dapat mengambil lumpur dari sawah atau jika tidak tersedia dapat memodifikasinya dengan cara :

1. Pada bagian dasar kolam letakkan jerami dan batang pisang yang telah di cacah. lapisan ini di buat setebal kurang lebih 10 cm

2. Pada bagian atasnya tambahkanlah pupuk kandang seperti kotoran sapi atau kerbau, kompos, dedak atau bekatul, tanah dan pupuk urea (secukupnya) setebal 20 - 30 cm.

3. Kemudian isilah dengan air secara perlahan agar jerami dan batang pisang tidak terapung hingga melebihi tanah setinggi 10 cm. Tambahkan stater atau bioaktivator EM4 (dapat di beli di toko penyedia sarana pertanian) untuk mempercepat proses pembusukan jerami. Dengan busuknya jerami maka di harapkan banyak tersedia makanan alami bagi belut.

4. Diamkan media tersebut selama 2 minggu agar terjadi proses fermentasi atau pembusukan jerami.

budidaya belut
Drum Plastik lebih bagus untuk budidaya belut dari pada drum besi.

Menyiapkan Bibit Belut

Sambil menungu kolam dengan media yang di fermentasi siap pakai, ada baiknya menyiapkan bibit belut yang akan di budidayakan. Bibit belut dapat di peroleh dari pencari belut di sawah atau dari para pembudidaya lainya. Tentunya jika memilih bibit yang di peroleh dari alam akan memerlukan adaptasi terlebih dahulu sebelum di tebar kedalam kolam, karena kondisi alam atau sawah tentu agak berbeda dengan media yang kita buat, Tatapi jika memilih bibit dari para pembudidaya hal itu tidak di perlukan karena kondisi media yang di gunakan dapat di pastikan sama.

Yang perlu di perhatikan dalam pemilihan bibit belut adalah sebagai berikut :
- Ukuran bibit belut minimal 10 cm, jika lebih kecil dari pada itu prosentase kematian lebih besar.
- Hendaknya berukuran sama, jika ukuran berbeda maka dikhawatirkan terjadi kanibalisme, belut yang lebih besar memakan belut keci.
- Tidak terlihat adanya cacat fisik
- Sehat bergerak lincah dan aktif
- Tidak ada tanda tanda penyakit

Setelah kolam siap maka bibit belut dapat di tebar atau di masukkan ke dalam kolam. Jumlah yang dapat di tebar yaitu sekitar 50 - 100 ekor untuk ukuran kolam 1 m2. Pada awal masa setelah penebaran resiko kematian lebih besar, untuk mengatasinya yaitu dengan cara sering mengganti air dan menjaga kebutuhan pakan. 

Pemeliharaan Belut


Pemeliharaan belut cukuplah mudah yaitu dengan cara memberikan pakan secara rutin 2 hari sekali. Pakan yang disukai belut yang masih berukuran kecil adalah dari jenis pakan binatang hidup seperti cacing, ikan cere kecil, kecebong, kutu air, larva serangga dll. Sedangkan apabila sudah besar dapat di berikan pakan hidup yang berukuran lebih besar seperti ikan, keong, bekicot, kepiting yang telah di cacah dll.

Dapat juga di berikan pakan tambahan berupa pelet ikan. Pemberian pakan pelet ikan sebaiknya di atur jangan sampai terlalu banyak yaitu sekitar 5% dari berat bibit belut karena jika terlalu banyak, sisa pelet dapat merubah mutu air kolam yang berakibat pada kematian belut. Sisa pakan akan menyebabkan pH air naik. pH air yang di sukai belut berkisar 5 - 7

Tips lain untuk menambah nafsu makan dapat di berikan temulawak. Cara pembuatannya sekitar 200 gr temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi,

Panen Belut

Pembesaran atau budidaya belut dapat di panen pada usia 3 - 4 bulan yaitu setelah berukuran sekitar 30 cm. Ukuran belut tersebut lebih di sukai pasar domestik sedangkan untuk pasar luar negri atau ekspor lebih besar dari 30 cm dengan masa budidaya sekitar 4 - 6 bulan.

Pemanenan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan pengambilan satu persatu atau dengan peralatan bubu. Belut yang berukuran kecil di pisahkan untuk di jadikan sebagai bibit pada periode budidaya berikutnya. Belut yang sudah di panen di taruh dalam bak berisi air yang bersih sebelum di lempar ke pasar.

Baca juga : Budidaya Belut Dalam Air Bersih Tanpa Lumpur
                   Kelebihan Budidaya Belut Dalam Air Bersih