Jumat, 15 April 2016

Resep Tumis Kangkung Oncom Maknyus

Resep Tumis Kangkung Oncom Maknyus -  Kali ini saya akan bercerita atau shering rahasia resep istri saya dalam membuat sayur tumis kangkung yang rasanya maknyus, di jamin ketagihan. Sebetulnya bahan dan bumbu yang digunakan tidak jauh berbeda dengan tumis kangkung pada umumnya.  Nah inilah rahasia yang akan saya ungkap sehingga tumis kangkung menjadi maknyus dan istimewa dilidah anda.

resep tumis kangkung oncom maknyus

Bahan Dan Bumbu Tumis Kangkung Oncom

Bahan dan bumbu yang digunakan untuk membuat tumis kangkung oncom yaitu diantaranya :

  • 2 ikat kangkung akar
  • 2 potong oncom yang dipotong kecil-kecil
  • Seganggam Leunca
  • 5 siung bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • Cabe Keriting secukupnya yang dipotong kecil kecil
  • 1 buah Tomat yang dipotong
  • Minyak sayur secukupnya
  • MSG secukupnya
  • Garam dan gula merah sesuai selera
  • Kecap masnis secukupnya
  • Air secukupnya

Cara Membuat Tumis Kangkung Oncom

Cara membuat atau memasak tumis tidak jauh berbeda dengan tumis kangkung biasanya, yaitu:
  • Haluskan bumbu seperti bawang putih, bawang merah dan garam
  • Tumis bumbu yang sudah dihaluskan tersebut, cabe, dan tomat dengan minyak sayur dan api sedang.
  • Setelah dirasa matang dan beraroma harum tambahkan oncom dan leunca, hingga matang
  • Tambahkan air kemudian kangkung yang telah dipotong dan dicuci bersih. Tambahkan pula gula merah, kecap dan MSG. Aduk hingga rata dan diamkan sejenak hingga mendidih dengan wajan tertutup.
  • Stelah medidih dan kangkung lunak, angkat dan hidangkan, Jangan lupa dicicipi terlebih dahulu sehingga dapat diketahui rasanya apakah kurang manis atau asin.
Itulah resep dan cara membuat tumis kangkung oncom ala istri saya. Mudah bukan. Selamat mencoba !!!
Baca Juga : Cara Budidaya Kangkung Darat

Minggu, 03 April 2016

Faktor Keberhasilan Transportasi Ikan Hidup

Faktor Faktor Keberhasilan Transportasi Ikan - Dalam usaha budidaya perikanan teknik yang harus dikuasai selain teknik budidaya itu sendiri yang tidak kalah pentingnya yang harus mendapat perhatian adalah penguasaan teknik transportasi atau pengangkutan ikan baik ikan hidup ataupun ikan mati. Transportasi ikan erat kaitannya dengan perlakuan pasca panen untuk mempertahankan kesegaran dan kelangsungan hidup ikan

Tentunya pengangkutan ikan mati lebih mudah jika dibandingkan dengan pengangkutan ikan hidup. Pengangkutan atau transportasi ikan mati pada dasarnya hanya menekankan pada kesegaran ikan, yang mana kesegaran ikan dapat dengan mudah dipertahankan dengan pendinginan atau pembekuan. Lain halnya teknik transportasi ikan hidup banyak faktor yang harus diperhatikan dalam rangka mempertahankan ikan agar tetap hidup sampai tempat tujuan dalam jangka waktu tertentu. 
Baca Juga : Teknik Pengangkutan Ikan Hidup

Teknik transportasi ikan hidup hendaknya memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pengangkutan ikan hidup hingga ke tempat tujuan. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan itu diantaranya :

1. Kualitas Ikan

Kualitas ikan yang dimaksud disini adalah kondisi ikan dalam keadaan hidup dan sehat. Ikan yang akan diangkut hendaknya berkualitas baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan berkualitas baik.  Jangka waktu pengangkutan yang lebih lama ikan yang sehat lebih mampu bertahan hidup

2. Oksigen Dalam Kemasan

Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkat ikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.


3. Suhu Air

Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 8 0C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis. Untuk mempertahankan suhu tertentu ketika pengangkutan dapat dilakukan beberapa hal diantaranya memodifikasi dengan menambahkan alat pendingin, menambahkan es batu atau cukup dengan menutup dengan terpal untuk melindungi sengatan matahari.

4. Nilai pH, CO2, dan Amoniak

Nilai pH atau derajat keasaman air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik. Perubahan pH air umumnya dipengaruhi oleh adanya kandungan CO2 dan amoniak. Kadar CO2 dalam kemasan meningkat akibat dari hasil respirasi ikan. Tingginya kadar CO2 secara perlahan  akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8 derajat. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, yang berakibat pada kematian ikan.

Begitu juga dengan timbulnya amoniak. Amoniak merupakan jenis senyawa anorganik nitrogen yang bersifat asam sehingga dapat menurunkan derajat keasaman air. Dialam bebas amoniak timbul dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.

5. Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi

Kepadatan ikan hidup dalam kemasan dihitung berdasarkan perbandingan antara volume ikan dan volume air. Kepadatan ikan selama transportasi hendaknya tidak boleh lebih dari 1 : 3 untuk ikan berukuran besar/ikan konsumsi. Ikan-ikan yang lebih besar, seperti induk ikan dapat dikemas dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 :2, tetapi untuk ikan-ikan kecil atau benih ikan dapat di gunakan perbandingan 1 : 100 atau 1 : 200.

Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh aktifitas ikan selama transportasi, apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sebagai alternatif pengganti energi yang digunakan.

Permasalahan lain yang sering timbul dalam pengangkutan sistem basah adalah selalu terbentuk buih  yang disebabkan banyaknya lendir  dan kotoran ikan. Kematian pada saat pengangkutan sering terjadi diduga akibat masalah tersebut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi yaitu 1 : 3 atau 1 : 4 bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat meningkatkan volume ikan yang diangkut.

Baca juga : Cara Budidaya Ikan Mas

Sabtu, 02 April 2016

Teknik Pengangkutan Ikan Mas Hidup

Teknik Pengangkutan Ikan Mas Hidup - Salah satu kegiatan penting dalam usaha budidaya perikanan adalah pengangkutan atau transportasi ikan dalam keadaaan hidup. Kesegaran ikan mas menjadi salah satu faktor penentu harga jual ikan yang tinggi, selain juga ditentukan oleh ukuran berat tubuh ikan. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan akan berakibat pada kerugian.

teknik pengangkutan ikan mas hidup

Prinsip dasar  pengangkutan ikan hidup adalah mempertahankan kehidupan dan kesegaran ikan mas selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Jarak tempuh yang jauh dengan kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi sebelumnya akan mempengaruhi kelangsungan hidup ikan sehingga diperlukan teknik pengangkutan yang baik untuk mempertahankan kesegaran ikan. Tetapi sebaliknya pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus.

Untuk dapat mempertahankan kesegaran atau kehidupan ikan mas selama dalam pengangkutan diperlukan tempat untuk menampung ikan dengan kondisi sesuai dengan habitatnya di kolam pembesaran. Kondisi tersebut dapat dimodifikasi sedemikian rupa selama pengangkutan diantaranya pemberian air, sirkulasi dan udara/oksigen. Teknik tersebut dikenal dengan sebutan Transportasi Sistem Basah.

Transportasi sistem basah terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Transportasi Basah Terbuka

Pada sistem ini ikan diangkut dalam bak terbuka dengan penutup diatas bak tetapi secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama dengan jarak tempuh yang dekat. Berat atau jumlah ikan mas yang dapat diangkut dalam sistem ini tergantung dari efisiensi sistem aerasi dan ukuran bak air. Semakin besar bak air semakin banyak menampung ikan, sehingga diperlukan aerasi yang lebih banyak atau lebih besar pula.

2. Transportasi Basah Tertutup

Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan. Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup. Jenis ikan yang dapat diangkut dengan kantong plastik berjenis ikan benih maupun ikan besar atau ikan konsumsi. Teknik pengangkutan ini sangat sesuai untuk pengangkutan ikan mas jarak jauh.

Pengngkutan ikan mas sistem tertutup dilakukan dengan menggunakan kantong plastik berisi air yang ditambahkan oksigen. Seperempat bagian plastik diisi air dan ikan, tiga perempat lainnya diisi oksigen kemudian diikat. Untuk menjaga dari goncangan selama perjalanan kantong plastik tersebut dapat dimasukkan ke dalam kotak styrofoam. Selain itu ikan tidak terganggu oleh kebisingan,
 sinar matahari serta suhu lingkungan.

Sebelum diangkut ikan sudah dikondisi dengan baik agar ikan tidak stres, laju metabolismenya lambat dan konsumsi oksigennya rendah. Laju metabolisme yang lambat akan mengurangi ekskresi ikan berupa amontak dan karbondioksida serta konsumsinya terhadap oksigen. Konsumsi oksigen juga dapat ditekan dengan peningkatan umur dan ukuran berat tubuh ikan. Penurunan suhu air dan pemberokan (dipusakan) ikan dilakukan sebelum diangkut. Pemuasaan membuat metabolisme ikan turun sehingga ikan menjadi kurang aktif dan juga buangannya berkurang. Benih ikan yang akan diangkut dipuasakan selama 24 jam dalam penampungan.


Mula mula mengisikan air sumur ke dalam kantong plastik sebanyak sepertiga kurang dari tinggi plastik. Ikan dimasukkan ke dalam kantong sesuai berat/jumlah sudah ditetapkan. Kemudian kantong diisi dengan oksigen dengan cara memasukkan selang plastik dari tangki oksigen. Sebelum dihembuskan oksigen terlebih dahulu mengempeskan kantong plastik sampai tinggal air dan ikan. Kemudian oksigen dapat dihembuskanke dalam kantong plastik secara perlahan sehingga volumenya berbanding 3 dan 1 (oksigen : air dan ikan). Setelah penuh ujung plastik diikat dengan tali karet atau sejenisnya. Ikatan diusahakan kuat dan tidak bocor. Kemudian kantong plastik dimasukkan ke dalam kotak styrofoam.

Jumat, 01 April 2016

Cara budidaya Pembesaran Ikan Mas Konsumsi

Cara budidaya Pembesaran Ikan Mas Konsumsi - Ikan mas merupakan salah satu ikan favorit pada beberapa restaurant dengan menu masakan utama dari ikan air tawar.  Memang tidak diragukan lagi rasanya yang khas, ikan mas banyak disukai berbagai kalangan. Sehingga permintaan pasar ikan mas selalu tinggi dan harganya juga stabil

cara budidaya pembesaran ikan mas konsumsi

Asal muasal ikan mas (Cyprinus carpio) tidak diketahui secara pasti namun ada beberapa sumber yang mengatakan ikan mas didatangkan ke Indonesia dari Eropa dan Tiongkok. Masyarakat Indonesia yang pertama kali mampu membenihkan ikan mas menurut catatan sejarah adalah masyarakat Ciamis, Jawa Barat, sejak tahun 1860. Alat yang digunakan dalam pembenihan tersebut cukup sederhana yaitu dengan kakaban. Kakaban terbuat dari ijuk, yang gunanya untuk meletakkan telur hasil pembuahan.

Habitat yang paling ideal untuk pertumbuhan ikan mas yaitu pada kondisi air mengalir dengan suhu 20-25 oC dan pH air berkisar 7-8.

Pada umumnya budidaya ikan mas di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan benih dan ikan konsumsi. Budidaya yang menghasilkan benih sering disebut usaha pembenihan dan budidaya yang menghasilkan ikan untuk konsumsi disebut budidaya pembesaran ikan mas. Pangsa pasar budidaya pembenihan adalah petani ikan yang menekuni usaha budidaya pembesaran. Sedangkan usaha budidaya pembesaran, pangsa pasarnya konsumen akhir masyarakat umum ataupun usaha rumah makan.

Budidaya Pembesaran Ikan Mas

Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas hanya usaha budidaya pembesaran. Langkah awal pada budidaya ikan mas adalah pemilihan benih. Benih yang dipilih dalam usaha budidaya ikan mas biasanya berukuran 10-12 cm dengan berat ikan sekitar 80-100 gram per ekor. Pemilihan benih dengan ukuran sebesar ini diharapkan sudah cukup kuat untuk dibesarkan. Sehingga risiko kegagalan bisa dikurangi dengan lama pembesaran ikan mas berkisar 2-3 bulan.
Teknik budidaya pembesaran ikan mas bisa dilakukan dengan beberapa teknik seperti metode kolam air deras, kolam air tenang dan tumpang sari dengan padi atau yang sering disebut minapadi. Kolam yang digunakan dapat berupa kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal, sawah, keramba dan jaring apung sehingga pemilihan kolam dapat disesuaikan dengan modal biaya yang dimiliki dan kondisi alam sekitar.

a. Kolam Air Tenang

Pada umumnya budidaya pembesaran ikan mas dilakukan pada kolam air tenang dengan dasar kolam dari tanah. Yang dimaksud kolam air tenang bukan berarti air diam tidak ada aliran air tetapi air tenang dengan aliran air yang baik. Ikan Mas tidak dapat hidup dengan baik dalam kolam yang diam tanpa sirkulasi air
Kolam tanah banyak digunakan dalam budidaya iakan mas karena banyak keunggulan yang didapatkan, diantaranya cara membuatnya mudah, biaya pembuatan murah dan dapat menyediakan pakan alami bagi ikan. Berbagai organisme, seperti cacing atau tumbuhan air bisa tumbuh subur di dasar kolam, sehingga  kolam tanah membantu mengurangi biaya pakan.
Tidak diulas secara detail cara pembuatan kolam tanah, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya sebelum kolam digunakan, lakukan :
  • Penggemburan tanah dasar kolam,
  • Penjemuran kolam,
  • Pegapuran dasar kolam untuk menguragi keasaman tanah,
  • Pemupukan dengan pupuk kandang dan urea secukupnya untuk menyuburkan tanah
  • Penggenangan air untuk menumbuhkan organisme di dalam kolam selama 1 hingga 2 minggu sebelum penebaran benih. 


Setelah kolam siap, benih dapat ditebar. Benih ikan mas yang digunakan berukuran 10 – 12 cm dengan berat tikan 100 gram per ekor. Kapasitas kolam tanah untuk budidaya ikan mas sebesar 10-20 ekor/m2.

Pakan ikan yang baik dapat diberikan pelet dengan kadar protein 25%. Jumlah ideal pemberian pakan sebanyak 3-4% dari bobot ikan. Untuk ikan dengan bobot 100 gram dapat diberikan pakan sebanyak 3-4 gram pelet per ekor per hari. Jika dalam kolam terdapat 1000 ekor ikan maka dibutuhkan pakan 3-4 kg per hari. Pemberian pakan dapat dilakukan 3 kali sehari, pada waktu pagi, siang dan sore hari.
Untuk memonitor perkembangan ikan dan menentukan jumlah pakan ikan yang akan diberikan, dapat dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan mas setiap 2 minggu sekali dengan menimbang beberapa ikan secara acak.

Jika perawatan berjalan baik maka dalam waktu 3 bulan, bobot ikan dapat mencapai sekitar 300-400 gram per ekor. Dengan ukuran sebesar ini ikan sudah bisa dipanen. Bila terus dipelihara, biaya pakan menjadi tidak ekonomis lagi kecuali ada tawaran harga jual ikan yang lebih tinggi.

b. Kolam Air Deras

Yang dimaksud kolam air deras adalah kolam budidaya ikan dengan aliran atau sirkulasi air yang cepat. Untuk membuat kolam air deras diperlukan debit air besar dan arus yang kuat. Untuk mendapatkan aliran air yang deras tentunya yang terbaik adalah dengan menggunakan aliran air almiah, jika menggunakan tenaga listrik akan memakan biaya yang cukup tinggi. Aliran alamiah dapat diperoleh dari aliran air sungai.

Keunggulan budidaya ikan mas di kolam air deras diantaranya ikan akan terus bergerak yang membuat ikan mempunyai nafsu makan yang  besar. Selain itu kadar dapat diperoleh oksigen terlarut dalam kolam air deras yang relatif lebih tinggi. Sehingga kolam air deras mempunyai kapasitas padat tebar ikan yang lebih besar dibanding kolam air tenang.

Jika dibandingkan dengan kolam air tenang luas kolam air deras biasanya berukuran lebih keci. Bentuk kolam dapat dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil agar aliran air dapat terjaga tetap deras. Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam air tenang. Untuk mencegah erosi akibat kikisan air dinding kolam dapat dibuat dari tembok/beton.
Debit air kolam air deras yang dimaksud sekitar 25-100 liter/detik. Pada masa perawatan hendaknya dipastikan sumber air tetap lancar. Benih ikan dapat digunakan ikan mas dengan bobot 100 gram/ekor. Kapasitas penebaran benih di kolam air deras adalah 30-60 ekor/m2. Semakin deras aliran air, kapasitasnya semakin besar.

Pakan terbaik dapat dierikan pakan dengan kandungan protein 25-30%. Jenis pelet yang diberikan harus bisa bertahan dalam air, tidak mudah hancur karena aliran air cukup deras.
Seperti pada kolam ikan air tenang jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4% dari bobot tubuh ikan. Pemberian pakan bisa dengan cara ditebar atau menggunakan wadah almunium yang diletakan di atas kolam dengan pendulum menjulur ke dalam air. Pakan akan jatuh bila ikan menggerak-gerakkan pendulum. Waktu pemberian pakan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
Budidaya ikan mas dalam kolam air deras dapat dipanen setelah 2,5-3 bulan, dengan hasil 3-4 kali lipat dari bobot awal.

c. Keramba atau Jaring apung

Budidaya ikan mas dalam keramba atau jaring apung dapat dilakukan di waduk-waduk besar dan danau. Jaring terbuat dari bahan polyethylene yang tahan lama, dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggantung pada kerangka rakit berbentuk segi empat. Kedalaman jaring apung maksimal 3 meter.

Kerangka kolam untuk membentuk jaring dapat digunakan bambu atau kayu. Agar kerangka tersebut mengapung di atas air dapat diberikan bantalan dari drum atau jerigen. Sedangkan untuk menjaga agar kerangka tidak terbawa arus air dapat dipasang jangkar yang menambat ke dasar kolam.
Cara pemeliharaan ikan mas dalam keramba atau jaring apung kurang lebih sama dengan pemeliharaan pada kolam ikan tenang dan kolam ikan deras.

Panen Budidaya Ikan Mas

Berat ikan mas yang ideal dengan nilai eonomis tinggi serta sesuai permintaan pasar biasanya 300-400 gram per ekor. Sedangkan bila melebihi bobot tersebut, ikan mas sudah tidak ekonomis lagi untuk dibesarkan. Porsi pakan yang dikonsumsi ikan sudah tidak sebanding lagi dengan pertumbuhan dan harga jual ikan.

Semakin lama waktu pembesaran semakin besar biaya operasional yang harus dikeluarkan. Biaya pemeliharaan, khususnya untuk pakan akan semakin besar dengan meningkatnya bobot ikan per ekor. Untuk dapat mencapai bobot 300 – 400 gram per ekor biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 3  bulan.

Tetapi jika ada permintaan pasar dengan ukuran ikan mas lebih besar dengan harga per kilogramnya lebih mahal, maka proses pembesaran dapat dilanjutkan hingga diperoleh bobot yang dikehendaki.